Potret Pasukan Khusus Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam
VIVA Dunia – Hamas, kelompok perlawanan Palestina, telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007. Salah satu pasukan khusus militernya yang paling terkenal bernama atau Brigade Al Qassam.
Mereka adalah kelompok yang maju paling depan saat serangan di wilayah Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan menawan sekitar 200 orang, sehingga menimbulkan gelombang kejutan di seluruh Israel.
Israel sejak itu telah membunuh lebih dari 8.000 warga Palestina dalam pemboman tanpa pandang bulu yang menurut Sekjen PBB merupakan “pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional”.
Karena hal ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyatakan perang kepada Hamas, yang dijawab oleh Brigade Al Qassam bahwa mereka “siap”. Ancaman invasi darat, kata juru bicara Qassam Abu Obeideh, “tidak membuat kami takut”.
Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam) yang berarti semangat. Kelompok ini muncul sebagai kekuatan politik utama di Gaza pada tahun 1987 selama Intifada pertama, pemberontakan massal yang damai melawan perampasan tanah dan pemukiman Israel. Kelompok ini juga hadir di Tepi Barat yang diduduki.
Jaringan luas kegiatan kesejahteraan sosial yang dimiliki kelompok ini, termasuk distribusi makanan selama Ramadhan dan pembangunan sekolah serta rumah sakit, meningkatkan popularitas kelompok ini selama bertahun-tahun.
Hamas memiliki pasukan sayap militer bernama Brigade Al Qassam yang dibuat pada tahun 1992 untuk mendukung tujuan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Melansir laporan Al Jazeera, nama tersebut terinspirasi dari pendakwah dan pejuang kemerdekaan Suriah Izzuddin al-Qassam (atau dalam Bahasa Inggris Izz ad-Din al-Qassam), yang berjuang melawan penjajah Eropa di Levant. Setelah dia diusir ke Palestina oleh penjajah Perancis, dia memperjuangkan perjuangan Palestina, menyerukan perlawanan bersenjata terhadap aset-aset Yahudi dan Inggris.
Dia dibunuh oleh pemerintah kolonial Inggris pada tahun 1935. Perjuangan bersenjata dan kematian berikutnya diyakini telah memicu pemberontakan Arab tahun 1936-39 di Palestina.
Brigade Al Qassam telah melakukan banyak serangan, termasuk serangan bunuh diri, terhadap Israel sebagai bagian dari perjuangan bersenjata melawan Israel.
Kelompok bersenjata terbesar dan paling terorganisir di Gaza dipimpin oleh komandan militer Mohammed Deif dan wakilnya, Marwan Issa. Pasukan Israel membunuh pemimpin pendiri Brigade Qassam Salah Shehadeh dalam serangan udara tahun 2002.
Menurut CIA World Factbook, Brigade Qassam memiliki 20.000 hingga 25.000 anggota, meskipun jumlah ini masih diperdebatkan. Kelompok bersenjata ini diyakini memiliki persediaan senjata, granat, dan roket rakitan dalam jumlah besar meskipun kekuatan dan kemampuan militernya tidak diketahui publik.
Penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005 memberikan Hamas kesempatan untuk mengembangkan sayap militernya. Dukungan finansial, yang diyakini berasal dari Iran, disebut-sebut memungkinkan kelompok bersenjata tersebut mengembangkan kemampuan militer yang canggih.
Brigade Al Qassam telah kehilangan ribuan pejuang dalam serangan Israel dan sumber dayanya telah terkuras dalam berbagai serangan udara dan serangan militer Israel dalam satu setengah dekade terakhir.
Brigade itu dikatakan memperoleh senjatanya melalui penyelundupan dan pembuatan beberapa senjata secara lokal.
Menurut laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2021, Brigade Al Qassam dan kelompok bersenjata Palestina lainnya meluncurkan lebih dari 4.400 roket dalam konfrontasi dengan Israel pada tahun 2021. Dalam 11 hari pertempuran, setidaknya 260 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sementara 13 orang tewas dari pihak Israel
Laporan mengatakan Brigade Al Qassam mempunyai keahlian dalam alat peledak rakitan (IED), peluncur roket, rudal antitank dan mortir. Mereka memiliki keahlian dan strategi "siluman", dengan infrastruktur terowongan yang luas yang memungkinkan para pejuangnya bergerak tanpa terdeteksi.
Pasukan Brigade Al Qassam terkenal gagah dan memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Setiap berada di medan perang, Brigade Al Qassam sering terlhat menggunakan penutup wajah yang hanya memperlihatkan mata mereka dan selalu berada di garis depan dengan berani.
Hamas ini telah meningkatkan kapasitas roketnya dan menambahkan drone ke persenjataannya baru-baru ini. Mereka menggunakan perlindungan dari rentetan roket untuk mengatasi pagar Israel yang dijaga ketat yang memisahkan Gaza pada tanggal 7 Oktober.