Viral Video Yahudi Ultra-Ortodoks Ludahi Umat Kristen yang Tengah Ibadah di Yerusalem
- The Conversation
Yerusalem – Sebuah video memperlihatkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah ke arah peziarah Kristen di dekat sebuah gereja di Yerusalem Timur. Video yang beredar di media sosial tersebut memicu kemarahan warganet.
Video yang diedarkan para aktivis di media sosial X (sebelumnya Twitter) menunjukkan warga Israel yang mengenakan pakaian keagamaan khas Yahudi dengan sengaja meludahi peziarah Kristen di dekat sebuah gereja kuno di Kota Tua Yerusalem.
Selain di media sosial, adegan tak sopan tersebut juga ditangkap oleh seorang reporter di surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri Israel, menunjukkan sekelompok peziarah asing memulai prosesi mereka melalui labirin batu kapur di Kota Tua, rumah bagi tempat paling suci dalam Yudaisme, tempat suci ketiga dalam Islam dan situs Kristen utama.
Mengangkat salib kayu raksasa, para pria dan wanita menelusuri rute Kota Tua yang mereka yakini dibawa oleh Yesus Kristus sebelum penyalibannya.
Sepanjang jalan, orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks yang mengenakan jas gelap dan topi hitam bertepi lebar melewati para peziarah melalui gang-gang sempit, sambil memegang daun palem ritual untuk hari raya Yahudi selama seminggu di Sukkot. Saat mereka lewat, setidaknya tujuh orang Yahudi ultra-Ortodoks meludah ke tanah di samping kelompok tur Kristen tersebut.
Insiden ini muncul ketika ribuan pemukim Yahudi merayakan libur panjang Sukkot. Beberapa insiden orang Yahudi yang meludahi situs dan peziarah Kristen itu dilaporkan ke pihak berwenang dan mendorong pemerintah Israel untuk mengutuk tindakan tersebut.
Polisi Israel mengatakan mereka menangkap beberapa orang yang diduga meludahi para peziarah Kristen tersebut. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya "berkomitmen penuh untuk menjaga hak suci beribadah dan ziarah ke tempat suci semua agama," melansir Anadolu Agency, Jumat, 10 November 2023.
Namun, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir meremehkan perilaku tersebut dan mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak termasuk dalam "tindakan kriminal", menurut surat kabar Times of Israel.
Pada bulan lalu, Youssef Daher, koordinator Dewan Gereja Dunia di Yerusalem, mengatakan umat Kristen menghadapi “penganiayaan” oleh kelompok ekstremis Israel di tengah kelambanan pemerintah. “Kami merasakan penganiayaan terhadap komunitas dan agama kami,” kata Daher kepada Anadolu Agency.
“Apa yang terjadi dengan nasionalisme agama sayap kanan adalah bahwa identitas Yahudi telah berkembang di sekitar anti-Kristen,” kata Yisca Harani, seorang pakar agama Kristen dan pendiri hotline Israel untuk serangan anti-Kristen.
Kekhawatiran atas meningkatnya intoleransi tampaknya melanggar komitmen Israel terhadap kebebasan beribadah, dan kepercayaan suci terhadap tempat-tempat suci, yang tertuang dalam deklarasi yang menandai pendirian negara tersebut 75 tahun lalu.
Yerusalem Timur adalah rumah bagi beberapa situs bersejarah dan suci bagi umat Kristiani, termasuk Gereja Makam Suci.
Israel merebut Yerusalem timur dalam perang tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional. Terdapat sekitar 15.000 umat Kristen di Yerusalem saat ini, mayoritas dari mereka adalah warga Palestina yang menganggap diri mereka hidup di bawah penjajahan.