Kegiatan Spionase China Mengancam Negara-negara Barat, Indonesia Diminta Waspada

VIVA Militer: Ilustrasi spionase China
Sumber :
  • Youtube

Jakarta – Kegiatan spionase China, mencakup perolehan ilegal kekayaan intelektual dalam bidang teknologi dan rahasia dagang lainnya, dinilai merupakan ancaman besar bagi negara-negara Barat. Hal itu juga dianggap belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia.

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

Dilansir dari program ‘60 Minutes’ CBS News, Aliansi Five Eyes yang didirikan setelah Perang Dunia II oleh Australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Selandia Baru, menyatakan kekhawatiran dengan aksi spionase ilegal Beijing.

Para pemimpin intelijen dunia yang tergabung dalam Aliansi Five Eyes menyebut ancaman spionase itu telah dikontrol oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), salah satunya terhadap demokrasi suatu negara.

Pemerintah Inggris Umumkan Dukung Indonesia Gabung OECD

VIVA Militer: Ilustrasi mata-mata China

Photo :
  • NBC News

Direktur FBI Christopher Wray menyebut PKT sebagai ancaman nomor satu terhadap inovasi, dan mencatat khusus spionase ekonomi, telah menjadi bagian penting dari strategi nasional China.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

Menanggapi hal ini, Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS), memperingatkan negara-negara dunia khususnya Indonesia yang saat ini tengah menjalankan proses pemilu, untuk mewaspadai setiap langkah dan gerakan China.

Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa mengatakan aksi spionase ilegal yang dilakukan oleh Beijing, bukan sekedar hisapan jempol belaka, mengingat sudah tidak lagi terhitung kegiatan mata-mata China terungkap atau dapat diungkap ke publik.

“Mulai dari perekrutan pelajar sebagai ‘intel’ hingga penggunaan balon dan satelit mata-mata ilegal oleh China sudah dibongkar oleh beberapa negara,” kata AB Solissa kepada wartawan, pada Rabu, 9 November 2023.

Apalagi, lanjut AB Solissa, Direktur FBI Christopher Wray menjelaskan bahwa operasi spionase PKT telah menyusup ke berbagai sektor, termasuk pertanian, penerbangan, bioteknologi, perawatan kesehatan, robotika, dan penelitian akademis. 

Selain itu, cakupan pencurian teknologi oleh Beijing tidak hanya mencakup perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga mencakup perusahaan-perusahaan kecil yang baru berdiri (start-up).  

“Dalam laporan sejumlah media massa, Christopher Wray mengungkapkan bahwa FBI saat ini sedang melakukan sekitar 2.000 penyelidikan aktif terkait upaya pemerintah Tiongkok untuk mencuri informasi sensitif. Rezim Tiongkok menggunakan serangkaian alat dalam upaya spionasenya, termasuk aktivitas peretasan yang ekstensif,” ucap AB Solissa.

Peretasan.

Photo :
  • Business Live Middle East

Lebih jauh, Wray menekankan bahwa Partai Komunis Tiongkok memiliki program peretasan terbesar secara global, melampaui gabungan semua negara besar lainnya. Cristopher Wray memastikan, skala pencurian data, baik pribadi maupun perusahaan, yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok, melampaui skala pencurian data di negara lain, baik besar maupun kecil.

“Dalam perkembangan terkait, Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan pada bulan September lalu, peretas yang berafiliasi dengan PKT telah secara diam-diam membobol banyak akun email di lembaga-lembaga pemerintah AS“ ujar AB Solissa.

Meningkatnya kekhawatiran mengenai pencurian teknologi oleh China yang disponsori langsung oleh Partai Komunis Tiongkok, para pejabat intelijen senior dari aliansi Five Eyes berkumpul di California pada 17 Oktober lalu. Mereka terlibat dalam diskusi dengan 15 eksekutif Silicon Valley dan Universitas Stanford untuk mengatasi ancaman yang akan ditimbulkan oleh Tiongkok. 

Para kepala intelijen menekankan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh PKT melampaui kampanye spionase dan mencakup penargetan terhadap para pembangkang Tiongkok yang tinggal di luar negeri. Wray juga mengeluarkan peringatan keras, menekankan bahwa program spionase Tiongkok merupakan ancaman terhadap cara hidup di negara-negara dunia.  

Hal senada juga dikemukakan oleh Direktur Jenderal Badan Intelejen Inggris M15, Ken McCallum, yang menyoroti metodologi pencurian data dan informasi yang dilakukan PK dari banyak segi. McCallum menyoroti penggunaan platform jaringan profesional untuk melakukan penjangkauan secara diam-diam kepada individu di Inggris, yang memiliki izin keamanan atau terlibat dalam bidang teknologi.  

Hingga saat ini, terdapat lebih dari 20.000 contoh pendekatan terselubung yang ditujukan kepada individu di Inggris yang informasinya dianggap penting bagi negara Tiongkok.  

“Wajar jika sejumlah negara sangat berhati-hati dengan aksi ‘James Bond ilegal’ China, karena jelas mengganggu bahkan disinyalir dapat merusak kedauladan sebuah negara,” pungkas AB Solissa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya