Ini Alasan Joe Biden Desak PM Israel Netanyahu Hentikan Perang di Gaza Selama 3 Hari
- New York Post
VIVA Dunia – Presiden Amerika Serikat Joe Biden baru saja mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan jeda tiga hari dalam pertempuran di Gaza, untuk membantu menjamin pembebasan beberapa sandera yang ditahan oleh Hamas, menurut sebuah laporan.
Komentar Biden dalam panggilan telepon daruratnya dengan Netanyahu muncul ketika sebuah proposal telah dibahas antara AS, Israel dan Qatar di mana Hamas konon akan setuju untuk membebaskan 10-15 sandera selama jeda tersebut, kata seorang pejabat Amerika, melansir New York Post, Rabu, 8 November 2023.
Selama tiga hari, Hamas seharusnya memverifikasi identitas semua sandera yang disandera dan merilis daftar lengkap para tawanan, menurut laporan itu. Namun, para pejabat AS dan Israel mengatakan bahwa Netanyahu enggan mencapai kesepakatan tersebut karena dia tidak yakin Hamas akan menepati janjinya.
Keberatannya berasal dari perang Israel-Hamas tahun 2014, ketika Hamas menyerang sekelompok tentara Israel, menculik salah satu dari mereka dan membunuh beberapa lainnya selama jeda kemanusiaan, kata pejabat Israel kepada Axios.
Gedung Putih menolak mengomentari pembicaraan tersebut, dengan mengatakan pihaknya tidak akan membahas secara terbuka panggilan telepon pribadi presiden.
“(Biden dan Netanyahu) membahas kemungkinan jeda taktis untuk memberikan kesempatan kepada warga sipil untuk meninggalkan wilayah pertempuran yang sedang berlangsung dengan aman, untuk memastikan bantuan menjangkau warga sipil yang membutuhkan, dan untuk memungkinkan pembebasan sandera,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan tentang panggilan telepon itu.
Netanyahu mengatakan, dalam wawancara pertamanya dengan media AS sejak konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung, bahwa ia memperkirakan pasukan Israel akan tetap berada di Gaza untuk “jangka waktu yang tidak terbatas.”
“Soal gencatan senjata, Presiden sendiri sudah mengatakan bahwa gencatan senjata berarti penyerahan diri kepada Hamas, itu akan menjadi kemenangan bagi Hamas,” kata perdana menteri.
Namun, dia mengatakan mungkin ada peluang untuk “jeda taktis” untuk menyelamatkan sandera dan memberikan bantuan kepada jutaan warga Palestina di daerah kantong yang terkepung. “Saya kira kita akan memeriksa keadaan agar barang-barang kemanusiaan bisa masuk, atau sandera kita, sandera individu, bisa pergi, tapi saya rasa tidak akan ada gencatan senjata umum,” tambah Netanyahu.
Hamas masih menyandera sekitar 180 sandera ketika mereka melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober, kata dua pejabat Israel kepada Axios. Sebanyak 40 orang lainnya ditahan oleh Jihad Islam Palestina, dan 20 orang lainnya ditahan oleh faksi militan lainnya.
Seperti diketahui, IDF tanpa henti membombardir Jalur Gaza dengan serangan udara saat mereka terus melakukan serangan ke Gaza utara dan Kota Gaza, rumah bagi kepemimpinan Hamas.