Joe Biden Minta Uang Buat Bantu Israel, Kongres AS Berujung Ricuh
- AP Photo/Andrew Harnik, Pool
Amerika Serikat – Dua penasihat utama Presiden Joe Biden meminta anggota parlemen AS untuk memberikan miliaran dolar AS, lebih banyak kepada Israel pada Selasa, 31 Oktober 2023, dalam sebuah rapat dengar pendapat di Kongres AS.
Namun rapat tersebut telah diinterupsi berkali-kali oleh para pengunjuk rasa yang mengecam para pejabat AS, karena mendukung "genosida" terhadap Palestina di Gaza.
Dilansir dari CNS News, Rabu, 1 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin memberikan kesaksian di hadapan Komite Anggaran Senat atas permintaan Biden sebesar US$ 106 miliar atau setara dengan Rp 1,6 Kuardriliun. Bantuan ini demi mendanai rencana ambisius meningkatkan kekuatan Ukraina, Israel dan keamanan perbatasan AS.
Secara khusus, Blinken dan Austin, mewakili Presiden Joe Biden, meminta Komite Anggaran Senat mengucurkan dana tambahan, salah satunya sekitar US$14,3 miliar atau setara dengan Rp228 triliun untuk membantu Israel.
Dalam pemaparan Blinken dan Austin, Gedung Putih juga meminta restu Kongres untuk mengucurkan dana US$9 miliar atau setara dengan Rp143,5 triliun bantuan kemanusiaan bagi Israel dan Palestina.
Saat rapat tengah berlangsung, puluhan pengunjuk rasa "Anti-Perang" masuk ke ruang rapat dan mengangkat telapak tangan mereka yang dicat merah darah ke atas.
Sebagian pemrotes turut berteriak "lindungi anak-anak di Gaza" hingga "hentikan pendanaan genosida" kepada para anggota Kongres, Blinken, dan Austin.
Blinken dan Austin tidak menanggapi pengunjuk rasa tersebut. Tak lama, polisi mengeluarkan mereka dari ruang rapat dan pertemuan tetap berjalan seperti biasa.
Saat rapat, Blinken menekankan bahwa AS masih menolak soal gencatan senjata antara Israel vs Hamas. Ia mengatakan gencatan senjata "hanya akan mengkonsolidasikan apa yang telah mampu dilakukan Hamas, dan berpotensi membuat kejadian serupa terulang lagi" di masa depan.
Namun, Blinken menuturkan AS masih mempertimbangkan soal gencatan senjata untuk kemanusiaan atau "jeda kemanusiaan" di tengah gempuran Israel yang makin membabi buta ke Jalur Gaza.
"Kami yakin bahwa kami harus mempertimbangkan hal-hal seperti jeda kemanusiaan untuk memastikan bantuan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan dan masyarakat dapat terlindungi serta terhindar dari bahaya," kata Blinken.
Dalam rapat itu, Blinken juga menegaskan Jalur Gaza tidak dapat dikuasai Hamas di masa depan. Namun, ia juga menekankan Israel tidak bisa mengontrol Jalur Gaza.
Blinken lantas menilai solusi yang ideal adalah Jalur Gaza diperintah oleh sebuah "Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi".