Indonesia Kutuk Serangan Israel di Jalur Gaza, Desak PBB Bertindak

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) berbicara di PBB, New York, AS.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Kemlu RI.

Jakarta – Setelah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan aksi nyata demi menghentikan kekerasan di Gaza, kini Indonesia juga mendesak Sidang Majelis Umum (SMU) PBB untuk membahas aksi ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina

7 Negara Ini Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Terjadi Perang dengan Israel

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi meminta agar kekerasan di Gaza dapat segera dihentikan, warga sipil dilindungi, dan bantuan kemanusiaan dapat segera diberikan. 

Retno juga meminta negara anggota PBB untuk menggunakan hati demi membela keadilan dan kemanusiaan. 

Kekurangan Bahan Bakar, Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara Segera Berhenti Beroperasi

VIVA Militer: Penduduk Gaza, Palestina

Photo :
  • mirror.co.uk

"Sudah tak terhitung berapa kali kita berdiri di aula ini untuk mengurangi penderitaan saudara-saudari kita di Palestina. Tak terhitung berapa kali kita mengadakan pertemuan darurat SMU PBB mengenai nasib rakyat Palestina. Namun tak terhitung pula berapa kali harapan kita pupus karena kepentingan politik sempit," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam keterangannya, pada Jumat, 27 Oktober 2023. 

AS Sudah Pasok 10 Ribu Bom dan Rudal untuk Israel sejak Konflik Pecah Gaza

Menlu mengatakan, dunia seolah menolak melihat kenyataan yang terjadi di Gaza. Padahal, sampai hari ini serangan dan pembantaian di Gaza masih terus berlanjut. 

"Di tengah bencana ini, sangat disayangkan DK PBB gagal mengambil langkah yang diperlukan," ujar Retno 

Untuk itu, SMU PBB harus dapat menjalankan peran yang gagal dijalankan oleh DK PBB. SMU PBB harus membuktikan bahwa penduduk PBB menjunjung tinggi martabat dan nyawa manusia. 

"Kehadiran saya di sini adalah untuk membela kemanusiaan. Indonesia mengutuk sekerasnya kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina, termasuk serangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah di Gaza. Pembunuhan, penculikan, dan hukuman kolektif atas warga sipil tanpa pandang bulu harus dikecam karena tidak manusiawi dan melanggar hukum internasional," ucap Menlu. 

Menlu juga menyebut ada tiga plus satu langkah konkret yang mendesak, yang harus dilakukan. 

Pertama, menghentikan agresi untuk mencegah terus berjatuhannya korban sipil. SMU PBB harus mendesak segera dilakukan gencatan senjata yang bisa bertahan lama dan dipatuhi, dan harus bisa mencegah kejadian serupa terulang dikemudian hari. 

"Untuk itu, SMU PBB harus meminta pertanggungjawaban terhadap Israel, termasuk dengan membentuk komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki serangan Israel terhadap rumah sakit dan tempat ibadah serta pengusiran masal warga sipil di Gaza," kata Menlu. 

Kedua, memastikan akses bantuan kemanusiaan dan pelindungan warga sipil. Indonesia mendesak SMU PBB dan Badan-Badan PBB yang relevan untuk meningkatkan upaya penyediaan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. 

Upaya bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Sekjen PBB dan negara-negara kunci juga harus didukung. Menilik magnitudo kerusakan yang ditimbulkan, bantuan yang ada saat ini masih jauh dari cukup. 

"Oleh karena itu SMU PBB harus mendesak pengiriman segera bantuan kemanusiaan yang lancar dan berkelanjutan. Indonesia akan meningkatkan tiga kali lipat kontribusi suka rela melalui UNWRA dan menyerukan komunitas internasional untuk mendukung UNWRA. Indonesia juga berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan," tutur Retno. 

Ketiga, menolak pemindahan secara paksa warga sipil di Gaza. Seruan Israel untuk pergi dari Gaza utara memperparah kondisi mereka yang rumahnya telah dihancurkan dan akses terhadap listrik, gas, bahan bakar dan air dibatasi. 

"Ini adalah kejahatan kemanusiaan. SMU PBB harus mendesak dihentikannya perintah evakuasi oleh Israel. Warga sipil, khususnya anak-anak, harus dilindungi dan diberikan ruang gerak yang aman." 

Warga Palestina mengantre air bersih.

Photo :
  • AP Photo/Fatima Shbair.

Sementara plus satunya adalah mengatasi akar masalah konflik Israel-Palestina. Menlu menegaskan bahwa perdamaian tidak akan tercipta sebelum akar konflik diatasi. 

Untuk itu, proses perdamaian untuk mewujudkan solusi dua negara harus dimulai kembali. Upaya sistematis Israel untuk membuat negosiasi jadi tidak relevan harus dihentikan. 

"Jangan sampai rakyat Palestina tidak lagi memiliki pilihan selain menerima ketidakadilan seumur hidup mereka. Menjadi tugas kita untuk menghentikan ketidakadilan ini. Indonesia siap dan akan menjalankan perannya. Indonesia akan terus bersama rakyat Palestina," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya