Setelah Instagram, Kini Pengguna TikTok Keluhkan Konten Mereka Sering Diblokir Saat Bela Palestina
- Istimewa.
VIVA Dunia – Setelah sebelumnya pengguna Instagram menuduh platform tersebut kerap shadow banning atau larangan bayangan konten mengenai pembelaan Palestina, gini giliran pengguna TikTok yang juga mengeluhkan hal sama.
Pengguna situs media sosial TikTok yang pro-Palestina menuduh bahwa mereka telah "diblokir secara bayangan" oleh platform tersebut karena sifat kontennya, di tengah serangan gencar Israel di Jalur Gaza.
Pengguna platform TikTok mengatakan mereka telah menjadi korban proses "shadow banning" atau "pelarangan bayangan", di mana platform membatasi visibilitas postingan pengguna tanpa memberi tahu mereka.
Akhir pekan lalu, Thomas Maddens, pembuat film dan aktivis yang berbasis di Belgia, melihat ada yang aneh. Sebuah video tentang Palestina yang dia posting ke TikTok dengan kata “genosida” tiba-tiba berhenti mendapatkan interaksi di platform tersebut setelah lonjakan awal. “Saya pikir saya akan mendapatkan jutaan penayangan,” kata Maddens melansir Al Jazeera, Jumat, 27 Oktober 2023, “tetapi engagement itu seketika terhenti.”
Maddens adalah satu dari ratusan pengguna media sosial yang menuduh platform media sosial terbesar di dunia, Facebook, Instagram, X, YouTube, dan TikTok, menyensor akun atau secara aktif mengurangi jangkauan konten pro-Palestina, sebuah praktik yang dikenal sebagai pelarangan bayangan.
Penulis, aktivis, jurnalis, pembuat film, dan pengguna tetap di seluruh dunia mengatakan postingan yang berisi tagar seperti “FreePalestine” dan “IStandWithPalestine” serta pesan yang menyatakan dukungan terhadap warga sipil Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel disembunyikan oleh platform tersebut.
Dengan bias pro-Israel yang menyebar di media Barat, warga Palestina dan para pendukungnya telah berbicara tentang betapa pentingnya media sosial dalam menyebarkan berita dari Jalur Gaza, yang saat ini sedang dilanda pemboman Israel dan dikepung total oleh Tel Aviv.
Para pembuat konten di TikTok menuduh bahwa video yang berisi konten yang mendukung Palestina telah dihapus. Pengguna telah melakukan "menipu algoritma"
Seorang juru bicara TikTok mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perusahaan tersebut “tidak memoderasi atau menghapus konten berdasarkan sensitivitas politik”, namun bahwa platform tersebut menghapus “konten yang melanggar pedoman komunitas, yang berlaku sama untuk semua konten di TikTok”.
TikTok mengatakan kepada The Washington Post bahwa Hamas telah dilarang di platformnya.
'X', yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah menghapus ratusan akun yang berafiliasi dengan Hamas. Tidak jelas bagaimana “dukungan” atau afiliasi dengan Hamas diukur oleh tim pemantau platform tersebut.