Mantan PM China Li Keqiang Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Perdana Menteri China Li Keqiang.
Sumber :
  • ANTARA/M. Irfan Ilmie

Beijing – Mantan perdana menteri China, Li Keqiang meninggal dunia karena serangan jantung, pada Jumat, 27 Oktober 2023. 

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Li yang pernah dipandang sebagai calon pemimpin utama Partai Komunis, disingkirkan dalam beberapa tahun terakhir oleh Presiden Xi Jinping, yang memperketat cengkeramannya pada kekuasaan dan mengarahkan negara itu ke arah yang lebih statis. 

“Kamerad Li Keqiang, saat beristirahat di Shanghai dalam beberapa hari terakhir, tiba-tiba mengalami serangan jantung pada tanggal 26 Oktober dan setelah upaya habis-habisan untuk menyelamatkannya gagal, ia meninggal di Shanghai pada lewat tengah malam sepuluh menit pada tanggal 27 Oktober,” demikian laporan CCTV. 

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Jokowi bersama Perdana Menteri RRT (Premier) Li Keqiang

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 27 Oktober 2023, Li adalah perdana menteri dan kepala kabinet Tiongkok di bawah kepemimpinan Xi selama satu dekade hingga mengundurkan diri pada bulan Maret. 

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

“Tidak peduli bagaimana kondisi internasional berubah, Tiongkok akan dengan tegas memperluas keterbukaannya,” kata Li pada penampilan publik terakhirnya dalam konferensi pers pada bulan Maret. 

Dia juga sempat memicu perdebatan mengenai kemiskinan dan ketimpangan pendapatan pada tahun 2020, dengan mengatakan bahwa 600 juta orang di Tiongkok berpenghasilan kurang dari US$140 atau setara dengan Rp2,2 juta per bulan. 

Li diketahui lahir di provinsi Anhui di Tiongkok timur, daerah pertanian miskin di mana ayahnya adalah seorang pejabat dan dia dikirim bekerja keras di ladang selama Revolusi Kebudayaan. 

Wapres Jusuf Kalla bersalaman dengan Wakil PM RRC Li keqiang

Photo :
  • Antara/ Saptono

Saat belajar hukum di Universitas Peking yang bergengsi, Li berteman dengan para pendukung pro-demokrasi, beberapa di antaranya kemudian menjadi penantang kendali partai. 

Setelah lulus, ia bergabung dengan Liga Pemuda Partai Komunis, yang saat itu merupakan jenjang yang bernuansa reformis menuju jabatan yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya