Ratusan Polisi Buru Pelaku Penembakan Massal di Maine, Tersangka Mengidap Masalah Kejiwaan

Sosok tersangka Robert R. Card, pelaku penembakan massal di sebuah bar dan arena
Sumber :
  • AP Photo.

Lewiston – Ratusan polisi melakukan penggeledahan di kota Lewiston dan daerah-daerah sekitar negara bagian Maine, Amerika Serikat, untuk mencari seorang pria yang terkait dengan penembakan massal di sebuah bar dan arena boling. Setidaknya 22 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Polisi negara bagian dan lokal mengidentifikasi Robert R. Card, berusia 40 tahun, sebagai tersangka dalam kasus ini setelah sebelumnya mengunggah foto-foto seorang pria memegang senapan semi-otomatis di Facebook. Foto-foto dari salah satu TKP menunjukkan seorang pria berjanggut mengenakan jaket bertudung coklat dan celana jins, sedang memegang senjata dalam posisi menembak.

"Kami mengerahkan ratusan polisi yang bekerja di seluruh negara bagian Maine untuk menyelidiki kasus ini guna menemukan Tuan Card, yang merupakan tersangka," kata Komisioner Keamanan Masyarakat Maine Mike Sauschuck dalam konferensi pers.

Usman Hamid: Banyak Anggota Polisi Resah, Dipaksa Buat Memenangkan Kandidat Tertentu di Pilkada

 Ratusan polisi AS melakukan penggeledahan di kota Lewiston dan daerah-daerah sekitar negara bagian Maine.

Photo :
  • AP Photo.

Beberapa media melaporkan bahwa buletin penegakan hukum Maine mengidentifikasi Card sebagai instruktur senjata api terlatih dan personel tentara cadangan Angkatan Darat AS yang baru-baru ini dilaporkan mengidap masalah kesehatan mental, termasuk mendengar suara-suara. Media juga menyebutkan Card pernah mengancam akan menembaki pangkalan Garda Nasional.

"Card juga dilaporkan telah dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental selama dua pekan saat musim panas 2023 dan kemudian dibebaskan," kata Pusat Informasi & Analisis Maine.

Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan dan akan terus menerima informasi terkini, kata seorang pejabat AS di Washington. Melalui telepon, Berbicara dengan Gubernur Maine Janet Mills, Senator Angus King dan Susan Collins, serta Anggota DPR Jared Golden tentang penembakan di Lewiston dan memberikan dukungan penuh pemerintah pusat, kata Gedung Putih.

Jika jumlah 22 korban tewas terkonfirmasi, maka pembantaian tersebut akan menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak Agustus 2019, ketika seorang pria bersenjata menembaki para pembeli di Walmart El Paso dengan menggunakan senapan AK-47 sehingga  menewaskan 23 orang.

Khalid Akui Dirinya Gay setelah Foto Pribadi Tersebar di Media Sosial

 Ratusan polisi AS melakukan penggeledahan di kota Lewiston dan daerah-daerah sekitar negara bagian Maine.

Photo :
  • AP Photo/Steven Senne.


Jumlah 22 kematian tersebut juga setara dengan jumlah pembunuhan setiap tahun di Maine. Jumlah pembunuhan tahunan di negara bagian tersebut berfluktuasi antara 16 dan 29 sejak 2012.

Jumlah penembakan di AS yang melibatkan empat orang atau lebih meningkat sejak pandemi COVID-19 dimulai pada 2020, dengan 647 kasus terjadi pada 2022 dan 679 kasus diperkirakan terjadi pada 2023.

Penembakan massal paling mematikan di AS adalah pembantaian 58 orang oleh seorang pria bersenjata yang menembaki festival musik country Las Vegas dari sebuah hotel pencakar langit pada 2017. (Ant/Antara)

Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang, Kompol Ulil Curhat Tugasnya Berat dan Minta Izin Berhenti jadi Polisi
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar.

Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang

Seorang pelajar asal SMKN 4 Semarang meninggal dunia karena mengalami luka tembak di bagian pinggul pada Minggu, 24 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024