Pemerintah Israel Tidak Senang dengan Jawaban Jujur Tawanan yang Dibebaskan Hamas

Warga Israel dibebaskan usai disandera oleh Hamas
Sumber :
  • The Guardian

VIVA Dunia – Para pejabat Israel dilaporkan tidak senang dengan wawancara yang diberikan oleh seorang mantan tawanan Hamas di Gaza karena ia tidak dipersiapkan dengan baik untuk memberikan jawaban mengenai pernyataan tersebut.

Dilansir dari Middle East Eye, Rabu, 25 Oktober 2023, di dalam sebuah pertemuan pers pada hari Selasa, 26 Oktober 2023, Yocheved Lifshitz, seorang tawanan Israel yang dibebaskan dari Gaza, mengatakan bahwa ia dipukuli pada 7 Oktober, pada hari ketika para pasukan Hamas menyerbu wilayah selatan Israel, namun kemudian Ia mengungkapkan diperlakukan dengan "lembut".

Warga Israel yang Disandera Hamas

Photo :
  • AP Photo

Sumber-sumber mengatakan kepada media milik pemerintah Israel, Kan News, bahwa wawancara tersebut merupakan sebuah "kesalahan", dan menambahkan bahwa belum ada briefing dengan Lifshitz sebelum pernyataan persnya.

Lifshitz adalah salah satu dari empat warga Israel yang telah dibebaskan setelah Hamas menyerbu Israel di dekat Jalur Gaza dalam sebuah serangan yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel, sebagian besar adalah warga sipil. Israel meyakini bahwa 220 orang tawanan masih ditahan di Gaza.

Mantan tawanan Israel tersebut adalah salah satu tawanan tertua yang ditahan oleh Hamas di Gaza, dan menghabiskan lebih dari dua minggu dalam tahanan. Dia dibebaskan bersama dengan tawanan lainnya, Nurit Yitzhak, 79 tahun.

Lifshitz mengatakan kepada wartawan: "Saya telah melalui neraka, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan mencapai kondisi seperti ini. Mereka (Hamas) mengamuk di kibbutz kami dan membawa saya di atas sepeda motor."

Hizbullah Umumkan Sikapnya setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Lebanon-Israel

Dia kemudian menggambarkan bagaimana anak-anak dan orang tua termasuk di antara mereka yang diculik, dan menyebut adegan itu "sangat menyakitkan". Lifshitz menambahkan bahwa ia dipukul dengan tongkat dalam perjalanan menuju Gaza dan dipaksa berjalan kaki beberapa kilometer setelah mencapai daerah tersebut.

Pernyataan yang Dipermasalahkan

China: Kegagalan Gencatan Senjata di Gaza Akar Penyebab Kekacauan di Timur Tengah

Menurut mantan sandera tersebut, seorang petugas medis dan kemudian seorang dokter mengunjunginya ketika ia ditahan oleh Hamas, untuk memeriksa kondisinya. "Mereka memperhatikan setiap detail kondisi kita," katanya.

Warga Israel dibebaskan usai disandera oleh Hamas

Photo :
  • The Guardian
Pekerja Medis Kanada Tuduh Pemerintahan Trudeau Terlibat Genosida Israel di Gaza

Lifshitz mengatakan bahwa para penculiknya "memperhatikan" kebutuhannya. "Mereka memastikan bahwa mereka makan makanan yang sama seperti yang kita makan, keju putih dan mentimun," tambahnya.

Menceritakan kembali kisah ibunya, putri Lifshitz, Sharone, mengatakan: "Ketika dia pertama kali tiba, mereka mengatakan kepada Ibunya bahwa mereka adalah Muslim dan mereka tidak akan menyakitinya."

Ketika Lifshitz ditanya mengapa ia berjabat tangan dengan pejuang Hamas sebelum dibebaskan, ia menjawab: "Mereka bersikap lembut kepada kami, kebutuhan kami dipenuhi."

Dalam pernyataan persnya, Lifshitz juga mengutuk kurangnya kesiapan tentara Israel dalam menghadapi serangan pada 7 Oktober lalu, dengan mengatakan bahwa "dua miliar" shekel telah dihabiskan untuk sistem keamanan yang tidak berguna.

Ia juga menyerang pemerintah Israel dengan pendapat bahwa kegagalannya menjelang serangan tersebut. "Kami adalah kambing hitam pemerintah, kami ditinggalkan. Kami seperti di neraka," katanya.

Oded Lifshitz, suami Yocheved, masih hilang dan diduga ditahan oleh pasukan Palestina di Gaza, meskipun keberadaannya atau kondisinya tidak diketahui.

Israel mengatakan bahwa Hamas menahan 22 orang warganya sebagai tawanan, beberapa di antaranya memiliki kewarganegaraan dari berbagai negara, namun jumlah tersebut mungkin lebih banyak lagi, karena puluhan orang masih hilang.

Dalam sebuah wawancara dengan Sky News yang disiarkan pada hari Selasa, pemimpin senior Hamas, Khaled Meshaal, mengatakan bahwa kelompok tersebut akan membebaskan semua sanderanya sebagai imbalan atas penghentian pemboman Gaza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya