Kepedihan Warga China di Israel, Beijing Tidak Fasilitasi Moda Transportasi Untuk Evakuasi Warganya

VIVA Militer: Presiden China, Xi Jinping
Sumber :
  • express.co.uk

Jakarta – Serangan milisi Hamas di wilayah Israel, membuat warga negara asing (WNA) di Tel Aviv beramai-ramai meninggalkan negara tersebut. Hampir sebagian besar negara asal WNA mengirimkan pesawat, kapal komersil dan militer, atau menyewa alat transportasi swasta untuk menjemput warga negaranya agar segera keluar dari Israel. 

Joe Biden Gelontorkan Rp 10,7 Triliun Bantuan Senjata ke Israel

Akan tetapi, hal serupa ternyata belum dilakukan oleh China, di mana warga negara mereka diketahui kesulitan untuk keluar dari Israel, yang saat ini dijadikan target medan perang oleh Hamas. 

Dilansir dari Voice Of Amerika (VOA) East Asia, Tiongkok telah meminta warganya di Israel yang ingin pulang untuk membeli tiket penerbangan komersial, meskipun pemerintah lain memberikan bantuan kepada warganya melalui penerbangan carteran, militer, atau penerbangan komersial lainnya. 

Kemlu Prancis Sebut Netanyahu Tidak Bisa Ditangkap ICC karena Punya 'Privilege' Kekebalan Hukum

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Jalur Gaza, Palestina

Photo :
  • arabnews.com

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, mengatakan pada konferensi pers, bahwa penerbangan komersial antara Tiongkok dan Israel masih beroperasi dan menyarankan warga negara China setempat, untuk terbang kembali ke Beijing sesegera mungkin. 

Rupiah Menguat, Kesepakatan Genjatan Senjata Israel-Hisbullah Jadi Sorotan

Menanggapi hal ini, Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menyebut sikap pemimpin tertinggi China, Xi Jinping, abai dengan keselamatan jiwa warga negaranya sendiri. 

Peneliti sekaligus koordinator AMI, Andi Setya Negara mengatakan, Presiden Xi Jinping seyogianya mengutamakan keselematan warganya di atas kepentingan apapun, yang saat ini tengah diambil China. 

“Dari VOA, kami mendengat warga negara Tiongkok yang terdampar di Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, menggunakan media sosial untuk mendapatkan bantuan perjalanan pulang dari pemerintah China,” kata Andi Setya Negara kepada wartawan, Sabtu, 21 Oktober 2023. 

Mungkin dirasa menyakitkan oleh warga Tiongkok di Israel, ketika mereka melihat pemerintah dari Argentina hingga Taiwan dan Amerika Serikat, tengah berjibaku membawa warganya untuk keluar dari Tel Aviv. 

Selain moda transportasi milik pemerintah, Amerika Serikat (AS) bahkan mengatur kapal pesiar swasta untuk mengangkut warga negaranya ke Siprus, di mana mereka dapat mengatur perjalanan kembali ke Amerika atau ‘pelesiran’ ke negara lainnya. 

Di lain sisi, Taiwan mengumumkan pada pekan lalu bahwa mereka telah membantu mengevakuasi 156 warga Taiwan dari Israel dengan aman, sementara 147 warga memilih untuk tetap di sana. 

“Sementara itu, warga Tiongkok, salah satunya seseorang yang menggunakan nama _Deep No Blue_ di platform media sosial Tiongkok, Xiaohongshu, hanya dapat meminta bantuan pemerintah dengan memposting ‘Apakah ada orang Tiongkok yang meninggalkan Tel Aviv pada tanggal 9 lalu’. Miriskan mendengarnya,” tutur Andi. 

Akun _Deep No Blue_ mengatakan bahwa tiket Hainan Airlines yang dia dan temannya beli dibatalkan. Sayangnya, ketika mereka menelepon Kedutaan Besar Tiongkok untuk menanyakan cara pergi, mereka disuruh mencari jalan sendiri. 

Postingan Deep No Blue lantas menjadi viral secara online, tetapi segera dihapus.  Dalam postingan terbarunya, dia mengatakan dia telah meninggalkan Israel dengan selamat menggunakan penerbangan Emirates Airlines dan menyebutkan beberapa tips untuk evakuasi mandiri.  

Beberapa tangkapan layar yang beredar di sosial media menunjukkan bahwa pelajar Tiongkok di Israel, telah berulang kali bertanya kepada staf Kedutaan China melalui grup WeChat apakah ada rencana evakuasi, tetapi belum mendapat jawaban yang memuaskan. 

“Wajar jika sikap Tiongkok telah membuat marah warga negaranya, mengkritik pemerintahan Xi Jinping. Peringatan, saran, bantuan penuh yang dikampanyekan Beijing tidak disertai tindakan untuk mengevakuasi warga Tiongkok di luar negeri,” ungkapnya. 

VOA Mandarin juga sempat menghubungi Kedutaan Besar Tiongkok di Washington untuk mengetahui rencana evakuasi dan tanggapan terhadap kritik dari warga negaranya tersebut ke pemerintah China. 

Melalui email, juru bicara kedutaan besar Liu Pengyu menjawab, lembaga diplomatik Tiongkok yang relevan mengambil setiap langkah efektif untuk menjaga keamanan warga negara dan institusi Tiongkok. 

Liu Pengyu juga menyebut China akan terus menilai dengan cermat situasi keamanan di Palestina dan Israel, memantau dengan cermat aksesibilitas dan kondisi keselamatan udara dan darat, serta mengerahkan segala upaya untuk memberikan bantuan kepada warga negara Tiongkok. 

VIVA Militer: Ledakan di Bandara Internasional Aleppo pasca serangan Israel

Photo :
  • iranintl.com

VOA Mandarin akhirnya mencari penerbangan dari Tel Aviv pada 18 Oktober ke Beijing, Shanghai, Shenzhen, Chengdu dan Hong Kong, namun tidak menemukan penerbangan langsung yang tersedia ke China. 

“Meskipun ada (tiket), harganya luar biasa fantstis. Seorang reporter VOA membayar US$1.248 (Rp19,8 juta) untuk penerbangan ke Shanghai melalui Tokyo. VOA juga menemukan penerbangan langsung di Expedia yang berangkat ke Shenzhen pada 20 Oktober dengan harga US$1.433 (Rp22,8 juta)” ujar Andi. 

“Sekali lagi, wajar jika warga negara China khususnya yang berada di Israel mengaku kecewa dengan pemerintah terkait buruknya kebijakan dalam evakusi orang-orang Tiongkok dari Israel,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya