Adakah Negara yang Dukung Hamas untuk Lawan Israel?
- aljazeera.com
Jakarta – Bukan rahasia lagi bahwa Israel dalam memerangi kelompok militan Palestina Hamas mendapat dukungan dari barat. Amerika Serikat, Australia, dan Uni Eropa terang-terangan menunjukkan solidaritas kepada Negeri Zionis tersebut. Bahkan, sejumlah negara barat turut memberi pasokan amunisi dan peralatan militer kepada Israel untuk membombardir Gaza.
Konflik Israel dan Hamas terus memanas hingga ribuan korban jiwa berjatuhan. Setelah serangan besar mengejutkan yang dilancarkan Hamas lewat ribuan roketnya pada Sabtu, 7 oktober 2023 lalu, Israel membalas dengan menyatakan perang terhadap kelompok militan Palestina itu.
Militer Israel membombardir Jalur Gaza hingga hari ini dan belum ada tanda-tanda menurunkan serangan mereka. Hamas sendiri masih berjuang dengan sisa-sisa prajurit mereka.
Hamas juga bukan tanpa pendukung dari negara di luar Palestina. Israel sendiri telah banyak berlawanan dengan negara-negara tetangganya di Arab sejak mereka mendeklarasikan status negaranya pada 1948.
Seperti dilansir The Sydney Morning Herald, Selasa, 17 Oktober 2023, Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan lebih dari dua lusin negara, sebagian besar di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Roket ke Israel juga ditembakkan dari Lebanon dan Suriah sejak serangan pada Sabtu (7/10) lalu. Hizbullah, kelompok militan yang beroperasi di Lebanon selatan menyatakan pihaknya melancarkan serangan artileri sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Iran, yang menyangkal hak keberadaan Israel, mengucapkan selamat kepada Hamas setelah serangan brutal yang terjadi pada hari Sabtu lalu.
"Anda benar-benar membuat seluruh umat Islam dengan operasi inovatif dan penuh kemenangan ini," Kantor Berita resmi Republik Islam Iran mengutip ucapan Presiden Ebrahim Raisi.
Kementerian Luar Negeri Iran menggambarkan serangan Hamas sebagai tindakan membela diri dan menyerukan negara-negara Muslim untuk mendukung hak-hak warga Palestina. Iran dikabarkan memberikan sumber daya dan pelatihan kepada Hamas.
Negara kaya minyak, Qatar, juga memiliki hubungan dengan Hamas dan memberikan bantuan signifikan ke wilayah Gaza. Pemerintah Qatar mengatakan, Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi yang sedang berlangsung karena pelanggaran terus-menerus terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Negara-negara lain di Timur Tengah memilih untuk memberikan tanggapan yang lebih tenang. Dua negara tetangga Israel, Mesir dan Yordania, telah mendesak agar Negeri Zionis itu menahan diri, dan Mesir memperingatkan Israel agar tidak melakukan tindakan yang tidak proporsional terhadap warga Palestina sebagai pembalasan atas serangan Hamas.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutuk tindakan penargetan warga sipil tak bersenjata namun tidak menyalahkan satu pihak. Turki telah menawarkan untuk menjadi penengah antara Israel dan Hamas.
Korea Utara juga dilaporkan mengecam Israel, menyebut konflik ini terjadi karena sebelumnya Israel tidak henti-hentinya melakukan tindakan kriminal terhadap rakyat Palestina.
China menyerukan perlindungan warga sipil dan mengatakan "jalan keluar dari konflik ini terletak pada penerapan solusi dua negara" dan pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Dilansir dari Aswsat, Selasa, 17 oktober 2023, Arab Saudi, salah satu pemain kunci di Timur Tengah yang telah melakukan pembicaraan dengan Israel mengenai normalisasi hubungan, melalui Salman bin Abdulaziz menegaskan akan mengerahkan upaya lebih besar dengan kekuatan regional dan internasional untuk mengakhiri eskalasi di Gaza dan sekitarnya.
"Pemerintah menekankan bahwa Arab Saudi akan terus mendukung rakyat Palestina dalam upaya mereka mendapatkan hak sah mereka, mencapai harapan dan aspirasi mereka, serta membangun perdamaian yang adil dan abadi," tulis media tersebut mengutip sang Raja, Rabu, 11 Oktober 2023 lalu.