Momen Eks PM Israel Murka saat Ditanya Penderitaan Bayi-bayi Palestina
- timesofisrael.com
Tel Aviv – Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, marah saat seorang presenter dari media internasional bertanya mengenai penderitaan yang dihadapi warga Palestina di Gaza, termasuk pasien rumah sakit dan bayi, saat pemadaman listrik yang dilakukan Israel.
Selama wawancara langsung, pembawa acara Kamali Melbourne, bertanya mengenai bagaimana dengan pasien di rumah sakit yang menggunakan alat bantu jika listrik dipadamkan.
"Bagaimana dengan mereka yang berada di rumah sakit, yang menggunakan alat bantu untuk bertahan hidup, dan bayi yang berada di inkubator, yang semuanya itu harus dimatikan karena Israel telah memutus aliran listrik ke Gaza?," tanya presenter tv tersebut, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu, 14 Oktober 2023.
"Apakah anda serius akan terus bertanya kepada saya tentang warga sipil Palestina? Apa yang salah denganmu? Apakah kamu tidak melihat apa yang terjadi? Kami melawan Nazi,” jawab mantan PM tersebut dengan nada meninggi.
Sesi pertanyaan ini memicu konfrontasi sengit antara mantan Perdana Menteri Israel dan presenter TV tersebut.
“Ini adalah program saya, dan saya mengajukan pertanyaan. Tapi kamu meninggikan suaramu,” Kamali memperingatkan.
“Kamu sungguh memalukan,” teriak Bennett, menyela dan menuduh pembawa acara tersebut memutar narasi demi kepentingan Palestina.
“Ini bukan tentang rasa malu. Kami mencoba untuk melakukan pembicaraan mengenai situasi yang sangat serius dan Anda menolak untuk menjawabnya," jawab Kamali, sementara mantan PM tersebut terus berteriak.
Dalam peningkatan dramatis ketegangan di Timur Tengah, pasukan Israel telah melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan terhadap Jalur Gaza. Hal ini sebagai respons terhadap serangan militer yang dilakukan oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, di wilayah Israel.
Konflik dimulai ketika Hamas memulai serangan yang disebut sebagai 'Operasi Banjir Al-Aqsa' melawan Israel.
Ini merupakan serangan mendadak multi-cabang, termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara, yang menurut Hamas merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terhuyung-huyung di bawah pengepungan yang melumpuhkan sejak tahun 2007.
Lebih dari 2.700 orang telah terbunuh sejak pecahnya konflik pada hari Sabtu, termasuk lebih dari 1.400 warga Palestina dan 1.300 warga Israel.