Prancis Bela Israel, Pendukung Palestina Dibubarkan dengan Gas Air Mata

Diserang Israel, Warga Dunia Serukan Bebaskan Palestina
Sumber :
  • (Darryl Dyck/The Canadian Press via AP)

Paris – Polisi Prancis telah menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa yang turun ke jalan untuk mendukung Palestina, tak lama setelah pemerintah Prancis melarang semua demonstrasi semacam itu. 

PBB Sebut Pendudukan Israel di Zona Penyangga Dataran Tinggi Golan Langgar Perjanjian 1974

Polisi membubarkan unjuk rasa di ibu kota Paris pada hari Kamis 12 Oktober 2023, menyusul perintah Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin untuk melarang semua demonstrasi pro-Palestina atas nama “ketertiban umum”.

Kritikus menyebut perintah tersebut sebagai serangan terhadap kebebasan sipil.

Relawan Dokter di Gaza Mengalami Keadaan Mengerikan saat Tangani Pasien Korban Genosida Israel

Demo Bela Palestina di Kedubes Amerika

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Kita hidup di negara hukum perdata, negara di mana kita mempunyai hak untuk mengambil sikap dan berdemonstrasi. Tidak adil untuk melarang satu pihak dan mengizinkan pihak lain dan itu tidak mencerminkan realitas Palestina,” kata Charlotte Vautier, salah satu penggerak demonstrasi, melansir Al Jazeera, Jumat, 12 Oktober 2023.

Netanyahu Ancam Rezim Baru Suriah Jika Dukung Iran

Larangan itu terjadi ketika Israel terus mengebom Jalur Gaza selama enam hari, menewaskan lebih dari 1.400 orang, melukai ribuan orang dan memusnahkan lingkungan di wilayah yang sudah terkepung dan kini berada di bawah pengepungan total. 

Pemboman tersebut dimulai pada hari Sabtu setelah kelompok bersenjata Palestina, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Israel. Lebih dari 1.300 orang telah terbunuh di Israel dan setidaknya 100 orang ditawan oleh Hamas. 

Menteri Prancis Darmanin juga mengatakan setidaknya 24 orang telah ditangkap di seluruh Prancis karena “tindakan anti-Semit” mereka sejak Sabtu. Ia menambahkan bahwa ia yakin setiap orang asing yang melakukan tindakan tersebut harus diusir dari Prancis “tanpa penundaan”.

Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa, dan kejadian di luar negeri terkadang dapat meningkatkan ketegangan di dalam negeri. Meski mendukung Palestina dilarang, tidak ada pembatasan yang diumumkan untuk acara-acara yang mendukung Israel.

“Janganlah kita menambahkan, melalui ilusi atau perhitungan, kesenjangan domestik dengan kesenjangan internasional,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis. “Perisai persatuan akan melindungi kita dari kebencian dan ekses.” 

VIVA Militer: Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Photo :
  • The Independent

Macron mengatakan 13 warga Prancis tewas dalam serangan Hamas, sementara 17 lainnya, termasuk anak-anak, dinyatakan masih hilang. Beberapa diantaranya mungkin termasuk di antara puluhan orang, termasuk warga Israel dan orang asing, yang ditawan oleh Hamas di Gaza.

Prancis melakukan segalanya bersama otoritas Israel dan mitra kami untuk memulangkan mereka dengan selamat karena Prancis tidak pernah menelantarkan anak-anaknya,” kata Macron, seraya menambahkan bahwa Israel memiliki hak untuk menghancurkan Hamas tetapi harus melakukannya sambil “melestarikan penduduk sipil”.

VIVA Militer: Serangan militer Israel di kota Rafah, Jalur Gaza

Pakar Hukum Italia Sebut Kejahatan Perang di Gaza Menyiratkan "Kegagalan Moral Barat"

Seorang dosen senior di Nottingham Trent University mengkritik impunitas yang berlangsung terkait kejahatan di Gaza, menyebutnya “refleksi dari kegagalan moral Barat.”

img_title
VIVA.co.id
11 Desember 2024