Pilot Rusia Membelot ke AS, Tak Mau Ikut Wajib Militer
- Pixabay/StockSnap
Abu Dhabi – Pilot Rusia yang sedang berlibur bersama keluarganya di Uni Emirat Arab, pergi ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) karena tidak ingin ambil bagian dalam invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.
Saluran Telegram Spy Dossier, yang mengklaim memiliki hubungan dengan badan intelijen Rusia, mengatakan bahwa seorang pilot dari satu skuadron garda nasional Rusia, Rosgvardia, telah mengajukan permohonan ke Kedutaan Besar Amerika di Uni Emirat Arab.
"Kasus pelarian baru seorang pilot Rusia telah terungkap hari ini,” kata postingan tersebut.
Mereka menyebutkan nama prajurit itu sebagai Letnan Senior Gavrichenko atau Gavr.
Postingan tersebut mengatakan bahwa pilot itu bersama keluarganya berada di Dubai pada akhir September, dan setelah menikmati gurun, mereka memutuskan untuk datang ke Kedubes AS.
Dilansir dari Newsweek, Selasa, 3 Oktober 2023, Kedutaan Besar Amerika di UEA berada di ibu kotanya, Abu Dhabi. AS juga memiliki konsulat di Dubai.
Prajurit Rusia tersebut muncul di misi tersebut menyatakan bahwa dia menolak untuk berperang dan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan AS.
"Badan intelijen utama Rusia, FSB, sedang menyelidiki kasus tersebut dan menanyai rekan-rekan pilot," tambahnya.
Tidak jelas apakah pilot tersebut pergi ke Dubai dengan tujuan membelot saat berada di sana.
Spy Dossier mengatakan langkah tersebut terinspirasi oleh kisah temannya Letnan Anton Vasiliev, yang dikatakan sebagai pilot tempur dan pelatihan yang meninggalkan Rusia selama perang dan sekarang tinggal di Los Angeles.
"Dia menghabiskan waktu luangnya dengan melakukan perjalanan. Menyelenggarakan kamp pelatihan untuk tentara Ukraina dan, mungkin, berbagi informasi resmi dengan perwakilan Pentagon."
“FSB percaya bahwa Anton Vasiliev-lah yang meyakinkan Gavrichenko tentang perlunya melarikan diri,” kata postingan tersebut.
Sementara itu, penasihat urusan dalam negeri Ukraina Anton Gerashchenko mengatakan bahwa pilot Rusia melarikan diri dari Moskow dan ingin bekerja sama dengan dinas khusus AS.
“Ada data bahwa dinas keamanan Rusia sangat terganggu dengan hal ini dan kini mempertimbangkan untuk menutup perbatasan bagi pilot dan perwira Rusia secara umum, serta keluarga mereka,” tambah Gerashchenko.
Sebelumnya, pada bulan Agustus, Maskym Kuzminov, seorang pilot helikopter Mi-8 Rusia, mendarat di Ukraina setelah menghubungi intelijen militer negara tersebut tentang pembelotannya. Dia juga meminta personel Rusia lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Saluran pemerintah Russia 1 melaporkan bahwa badan intelijen negara tersebut mendapat perintah untuk melenyapkan Kuzminov yang disebut sebagai pengkhianat.