Rusia Target Tentara Inggris yang Latih Pasukan Ukraina

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev
Sumber :
  • Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

Moskow – Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, pada Minggu 1 Oktober 2023, menyatakan tentara Inggris yang melatih pasukan Ukraina di negara itu akan menjadi target sah pasukan Rusia. Dia juga menyatakan hal demikian bagi pabrik Jerman yang memproduksi tank Taurus yang akan memasok senjata untuk Kiev.

Mahkamah Internasional Keluarkan Surat Perintah Tangkap Netanyahu atas Kejahatan Perang

Medvedev, saat ini menjabat Ketua Dewan Keamanan Rusia, dikenal sebagai tokoh yang semakin anti Barat dalam politik Rusia, dan mengingatkan bahwa sejumlah langkah yang diambil Barat akan membuat dunia semakin dekat menuju Perang Dunia Ketiga.

VIVA Militer: Rudal anti-tank NLAW buatan Inggris digunakan tentara Ukraina

Photo :
  • bbc.com
Pemerintah Inggris Umumkan Dukung Indonesia Gabung OECD

VIVA Militer: Tentara Angkatan Bersenjata Inggris.

Photo :
  • British Army

Melalui sebuah unggahan di Telegram, Medvedev secara langsung menyampaikan amarahnya kepada Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps yang menyatakan, dalam wawancara surat kabar London bahwa dia menyatakan ingin mengerahkan instruktur militer ke Ukraina sebagai kelanjutan dari pelatihan di Inggris dan negara Barat lainnya.

Industri Plastik dan Karet Indonesia Didorong Akselerasi Penerapan Ekonomi Hijau

"Keputusan itu akan membuat instruktur mereka menjadi target sah pasukan bersenjata kami," tulis Medvedev di Telegram.

"Sudah dipastikan mereka akan dihancurkan tanpa ampun. Dan mereka bukan sebagai tentara bayaran, tapi apa yang dinamakan spesialis NATO asal Inggris," kata dia.

VIVA Militer: Pendidikan militer tentara Ukraina di Inggris

Photo :
  • defensepost.com

Medvedev kemudian mengalihkan fokus ke Jerman dengan menegaskan bahwa siapa pun yang menginginkan Berlin memasok Ukraina dengan tank Taurus, bisa menyerang teritori Rusia dan berusaha untuk membatasi pasokan tentara Moskow.

"Mereka berdalilh ini sesuai dengan hukum internasional. Tapi dalam kasus ini, menyerang pabrik Jerman dimana mereka memproduksi rudal juga tidak bertentangan dengan hukum internasional," kata dia. "Orang-orang tolol ini secara terus-menerus berusaha mendorong kami menuju Perang Dunia Ketiga," tambah dia. (Ant/Antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya