Meriahnya Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mesir

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mesir
Sumber :
  • Al Jazeera

VIVA Dunia – Indonesia, yang sebagian besar warganya menganut agama Islam, merayakan maulid Nabi Muhammad dengan libur nasional. Meski dirayakan, namun sebagian masyarakat Indonesia tidak merayakannya dengan meriah.

Setiawan Ichlas Buka Islamic International Conference, Bahas Ketahanan Pangan

Namun, berbeda dengan di Mesir. Perdana Menteri Mostafa Madbouly telah memberikan warga Mesir akhir pekan yang panjang untuk Maulid Nabi atau Maulid al-Nabawi, hari libur merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid Nabi di Mesir

Photo :
  • Al Jazeera
Terobosan Baru! Malaysia Jadi yang Pertama Fasilitasi Pembayaran Zakat Pakai Kripto

Umat ​​​​Muslim di seluruh dunia merayakan ulang tahun kelahiran Muhammad pada hari Rabu atau Kamis (tergantung waktu setempat), hari yang memiliki makna spiritual dalam Islam.

Perayaan Maulid Nabi di Mesir

Photo :
  • Al Jazeera
Pemkot Sabang Larang Warga Rayakan Malam Pergantian Tahun

Namun Madbouly mengumumkan Kamis sebagai hari libur, yang sesuai dengan Hijriah, atau kalender Islam, dan memberikan bonus akhir pekan yang lebih panjang bagi karyawan di sektor publik dan swasta.

Umat ​​​​Muslim dari segala usia berbondong-bondong ke masjid untuk berdoa, membaca Al-Quran dan membacakan puisi yang didedikasikan untuk Nabi Muhammad. Konser, pameran dan program keagamaan juga diselenggarakan.

Perayaan Maulid Nabi di Mesir

Photo :
  • Al Jazeera

Perayaan Maulid Nabi di Mesir

Photo :

Tanggal lahir Nabi dikaitkan dengan kalender Hijriah, sebuah sistem yang bergantung pada bulan lunar, lamanya waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan orbit penuh mengelilingi bumi.

Sejarah perayaan ini dimulai pada masa-masa awal Islam ketika beberapa pengikut Muhammad mulai mengadakan sesi di mana puisi dan lagu yang dibuat untuk menghormati Nabi dibacakan dan dinyanyikan di depan orang banyak di kota-kota besar.

Perayaan Maulid Nabi di Mesir

Photo :
  • Al Jazeera

Pada tahun 1588, Ottoman menyatakannya sebagai hari libur resmi, yang dikenal sebagai Mevlid Kandil. Istilah Maulid juga digunakan di beberapa belahan dunia, seperti Mesir, sebagai istilah umum untuk perayaan ulang tahun tokoh agama sejarah lainnya.

Meskipun sebagian besar mazhab Islam menyetujui peringatan Maulid Nabi, beberapa denominasi, termasuk Salafisme, Deobandisme, dan Ahmadiyah, tidak menyetujui perayaan tersebut, karena menganggapnya sebagai inovasi keagamaan yang tidak perlu.

Maulid diakui sebagai hari libur nasional di sebagian besar negara mayoritas Muslim tetapi tidak di Arab Saudi dan Qatar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya