Buntut 11 Ribu Jiwa Tewas Saat Banjir Libya, 8 Orang Ditangkap Termasuk Walikota
- CNN International
VIVA Dunia – Jaksa penuntut Libya, pada awal pekan ini, memerintahkan penahanan delapan pejabat sambil menunggu penyelidikan atas runtuhnya dua bendungan yang menyebabkan tembok air melintasi kota Derna, menewaskan ribuan orang.
Jebolnya bendungan pada 11 September 2023 di luar Derna, sebuah kota pesisir di Libya timur, dipicu oleh badai Mediterania. Korban tewas berkisar antara 4.000 dan bahkan diyakini hingga 11.000 jiwa, menurut lembaga bantuan, melansir DW, Selasa 26 September 2023.
Walikota Derna Abdel-Moneim al-Ghaithi juga termasuk di antara mereka yang ditanyai. Ia dikabarkan telah dipecat setelah bencana tersebut, menurut pernyataan dari kantor Jaksa Agung al-Sidiq al-Sour.
Jaksa juga memerintahkan pejabat Otoritas Sumber Daya Air dan Otoritas Pengelolaan Bendungan dipenjara sambil menunggu selesainya penyelidikan, tambah pernyataan itu.
Mereka ditanyai atas tuduhan bahwa salah urus, kelalaian dan kesalahan berkontribusi terhadap bencana tersebut. Jaksa berpendapat bahwa para pejabat tidak memberikan cukup bukti untuk menghindari tuntutan.
Bendungan Derna dibangun oleh perusahaan konstruksi dari bekas Yugoslavia pada tahun 1970an di atas Wadi Derna, sebuah lembah sungai yang membelah kota. Bendungan itu dimaksudkan untuk melindungi kota dari banjir bandang.
Sebuah perusahaan Turki juga dikontrak pada tahun 2007 untuk melaksanakan pemeliharaan kedua bendungan tersebut.
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh badan audit pemerintah pada tahun 2021 mengatakan kedua bendungan tersebut tidak dipelihara meskipun ada alokasi lebih dari $2 juta atau Rp30 miliar untuk tujuan tersebut pada tahun 2012 dan 2013.
Dampak perang saudara terhadap infrastruktur penting Libya Libya telah lama mengalami kekacauan politik sejak pemberontakan pro-demokrasi lebih dari satu dekade lalu menggulingkan diktator lama Moammar Gadhafi.
Sejak saat itu, negara ini terpecah antara pemerintahan yang bersaing di wilayah timur dan barat, sehingga memperumit situasi di lapangan dan menyebabkan infrastruktur penting terbengkalai.
Negara kaya minyak ini juga mengalami perang saudara antara tahun 2014 dan 2020, yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur penting. Para ahli di negara tersebut telah berulang kali memberikan peringatan, termasuk tahun lalu, tentang perlunya pemeliharaan bendungan.