Di Depan PBB, Pemimpin Muslim di Seluruh Dunia Kecam Pembakaran Al-Quran

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • theguardian.com

Swedia – Para pemimpin Muslim yang menyampaikan pidato di PBB, pada Selasa, 19 September 2023, mengecam negara-negara Barat atas pembakaran Al-Quran. Mereka juga mengecam tindakan pembakaran kitab suci yang dilindungi, yang dianggap sebagai kebebasan berpendapat.

PBB Sebut Pemilihan Presiden AS Akan Berdampak Global

Swedia, sebelumnya telah menyaksikan serangkaian pembakaran kitab suci Islam, dan pemerintahnya menyuarakan kecaman. Namun, pihak Swedia menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat menghentikan tindakan itu karena dilindungi oleh undang-undang kebebasan berekspresi.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang telah memberikan tekanan selama berbulan-bulan pada Swedia mengatakan bahwa negara-negara Barat sedang melihat wabah rasisme termasuk Islamofobia.

Israel Hanya Izinkan 30 Truk Bantuan per Hari untuk 2 Juta Warga Gaza yang Kelaparan

Fakta-fakta Pembakaran Al-quran di Swedia

Photo :
  • stockholmcf.org

“Ini telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi,” kata Erdogan kepada Majelis Umum PBB, dikutip dari NDTV, Rabu, 20 September 2023.

PBB Ingatkan Negara Pemasok Senjata dalam Konflik Harus Tanggung Jawab

“Mentalitas yang mendorong serangan keji terhadap Al-Quran di Eropa, dengan membiarkannya berkedok kebebasan berekspresi, pada dasarnya akan menggelapkan masa depan (Eropa) melalui tangan mereka sendiri.”

Protes di Swedia yang melibatkan pembakaran Al-Quran oleh pengungsi Salwan Momika, memicu kemarahan di Timur Tengah termasuk negara asalnya, Irak.

Erdogan pada bulan Juli lalu juga mengatakan ia akan mencabut blokade terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO, namun parlemen Turki belum meratifikasi keanggotaan negara tersebut.

Sementara itu, Presiden Iran, Ebrahim Raisi, seorang ulama yang mewakili negara teokratis Syiah, mengangkat Al-Quran di mimbar PBB.

“Api rasa tidak hormat tidak akan mengalahkan kebenaran ilahi,” tutur Raisi.

Dia juga menuduh Barat berupaya mengalihkan perhatian dengan alat kebebasan berpendapat.

“Islamofobia dan apartheid budaya yang terjadi di negara-negara Barat terbukti dalam tindakannya, mulai dari penodaan Al-Quran hingga pelarangan hijab di sekolah dan berbagai diskriminasi menyedihkan lainnya, yang tidak pantas untuk martabat manusia,” sambungnya.

Dia juga secara gamblang menyinggung Perancis yang secara kontroversial melarang siswi Muslim mengenakan jilbab di sekolah.

Selain itu, Emir Qatar, Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani, yang merupakan kerajaan kaya yang memiliki hubungan dekat dengan Barat dan dunia Islam lainnya juga mengecam pembakaran Al-Quran.

"Tindakan yang dengan sengaja mengkompromikan kesucian orang lain tidak boleh dilihat sebagai kebebasan berekspresi," tuturnya.

“Saya akan mengatakan kepada saudara-saudara Muslim saya bahwa tidak masuk akal bagi kita untuk terganggu oleh orang idiot atau orang yang bias setiap kali dia memprovokasi kita dengan membakar Al-Quran atau dengan bentuk hal-hal sepele lainnya."

“Al-Qur’an terlalu suci untuk dinodai oleh orang yang tidak berakal.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya