Maroko Kecam Keras Serangan Ekstremis ke Masjid Al-Aqsa
- Middle East Monitor
Rabat – Sebuah sumber dari Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa negara tersebut menganggap tindakan eskalasi “kemungkinan akan mengobarkan ketegangan dan melemahkan upaya rekonsiliasi di wilayah Palestina yang diduduki,” lapor Badan Pers Maroko (MAP).
Maroko menekankan perlunya mengakhiri semua tindakan sepihak dan bentuk eskalasi di wilayah pendudukan Palestina dan menjaga status hukum dan sejarah Kota Suci dan Masjid Al-Aqsa.
Laporan tersebut lebih lanjut menambahkan bahwa Maroko percaya bahwa pendekatan dialog dan negosiasi adalah satu-satunya cara untuk mencapai solusi komprehensif dan langgeng terhadap masalah Palestina, berdasarkan resolusi legitimasi internasional dan prinsip solusi dua negara yang disepakati oleh negara-negara Palestina.
Berita ini muncul satu hari setelah pihak berwenang Israel melancarkan serangan terhadap jamaah Palestina di dekat Bab al-Silsila, yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, sebuah wilayah di bawah pendudukan Israel.
Laporan dari Al Jazeera, pada hari Minggu (17/9), pasukan Israel menerapkan protokol keamanan yang ketat, yang mengakibatkan pengusiran jamaah dari Masjid Al-Aqsa dan peningkatan kehadiran militer di sekitarnya.
Langkah-langkah tersebut diambil untuk membatasi akses individu di bawah usia 50 tahun di kalangan warga Palestina, dengan tujuan memfasilitasi kedatangan pemukim Israel untuk Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi.
Negara-negara di seluruh dunia telah menyatakan kecaman mereka atas insiden provokatif tersebut. Arab Saudi mengecam keras tindakan yang dilakukan di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel.
Kementerian Luar Negeri Saudi memberikan tanggung jawab penuh kepada Israel atas pelanggaran yang sedang terjadi dan mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan eskalasi yang disebabkan oleh pendudukan Israel.
Qatar juga mengeluarkan pernyataan yang menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan upaya untuk melemahkan signifikansi agama dan sejarah dari situs suci tersebut.
Kementerian Luar Negeri Qatar, seperti Arab Saudi, meminta pertanggungjawaban Israel atas kekerasan yang diakibatkan oleh eskalasi sistematis yang dilakukan oleh pendudukan Israel.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga telah menanggapi serangan Israel, mengecam pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan Israel, serta oleh milisi pemukim dan elemen teroris bersenjata.