Terkuak, Sederet Alasan Maroko Hanya Izinkan 4 Negara Bantuan

Korban gempa Maroko
Sumber :
  • Euronews

VIVA Dunia – Maroko baru saja mengalami gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter. Bisa dibilang ini menjadi gempa bumi paling mematikan yang pernah terjadi di Maroko dari lebih enam dekade.  Mengingat, gempa bumi kali ini melanda Marrakesh dan wilayah terpencil Pegunungan Atlas Tinggi yang terletak sekitar 75 kilometer (47 mil) sebelah barat kota kuno tersebut.

Pemkab Tangerang Distribusikan Bantuan bagi Seribu Korban Banjir di 8 Desa

Namun sayangnya, sejauh ini pihak tim pencarian dan penyelamatan hanya mengizinkan empat negara yang dibolehkan untuk beroperasi setelah gempa bumi dahsyat menimpa Maroko.  Meskipun ada banyak tawaran dari pemerintah di seluruh dunia yang ingin mengerahkan bantuannya terhadap Maroko, melansir laporan Euronews, Rabu 13 September 2023.

Gus Mensos Pastikan Bantuan Sosial Senilai 3,14 Miliar Pengungsi Lewotobi Telah Disalurkan

Adapun beberapa negara yang hanya diizinkan beroperasi di lapangan oleh otoritas Maroko di antaranya adalah Inggris, Qatar, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA). Namun sayang, keputusan Pemerintah Maroko hanya menerima tawaran bantuan terbatas dari 4 negara untuk penyelamatan korban gempa bumi justru menuai banyak kecaman.

Pihak berwenang Maroko mendapatkan banyak kritikan hingga kecaman, karena hanya menerima bantuan luar negeri yang terbatas. Mengingat, dibutuhkan tim penyelamat yang banyak untuk berjuang agar bisa mencapai daerah-daerah terpencil yang paling terkena dampak gempa bumi terdahsyat yang terjadi pada hari Jumat, 8 September 2023 lalu hingga merenggut lebih dari 2.800 korban jiwa.

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Buol Sulteng, BMKG Ungkap Penyebabnya

Namun lagi-lagi pihak Kementerian Dalam Negeri Maroko dalam sebuah pernyataannya pada Minggu, 10 September 2023 yang mengutip Aljazeera ini pun menegaskan, bahwa penerimaan bantuan dari empat negara ini awalnya merupakan sebuah keputusan yang dibuat berdasarkan adanya penilaian yang tepat terhadap kebutuhan di lapangan. 

Pihaknya juga menjelaskan, bahwa ini bukanlah sebuah penolakan terhadap beberapa negara yang memberi tawaran bantuan ke korban gempa bumi di Maroko. Melainkan ada beberapa alasan yang membuat Maroko lebih seletif dalam menerima bantuan dari berbagai negara. Apa saja itu?

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini kami sajikan sederet alasan yang membuat Maroko lebih berhati-hati dalam menerima bantuan negara lain.

Hindari Bantuan yang Tidak Terkoordinasi

Dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri Maroko menegaskan, bahwa bukannya menolak adanya bantuan dari berbagai negara selain 4 negara yang diberi izin beroperasi. Namun, pihak pemerintah hanya ingin adanya sistem bantuan yang terkoordinasi dengan baik. 

Setelah gempa terakhir ini, Kementerian Dalam Negeri memperingatkan bahwa bantuan yang tidak terkoordinasi dengan baik nantinya justru hanya menjadi kontraproduktif.

Senator Maroko Lahcen Haddad, yang juga sebelumnya menjabat sebagai menteri pariwisata negara itu mengatakan, prioritas utamanya adalah membersihkan jalan dan menjangkau para penyintas.

“Kami tidak membutuhkan angka. Kita perlu kerja cepat untuk menjangkau masyarakat. Kami memiliki cukup banyak orang untuk melakukan hal itu,” katanya dalam wawancara dengan Associated Press.

Gempa Maroko

Photo :
  • CNN International

Bersifat Logistik

Pakar bantuan mengatakan, tim penyelamat ternyata diam-diam bisa menjadi penghalang dibandingkan bantuan jika mereka terburu-buru tanpa diundang dan tanpa koordinasi.

Dan, membawa mereka ke zona bencana Maroko di Pegunungan Atlas bisa jadi sulit. Jalan dan jalur tanah yang sulit dilalui karena hancur atau terhalang oleh bebatuan yang berjatuhan. Maroko juga memiliki kenangan buruk mengenai kekacauan bantuan internasional yang terjadi setelah gempa mematikan di negara itu pada tahun 2004.

Hati-hati dalam Mengambil Langkah

“Kalau ada bantuan nanti. Bagaimanapun, bagi orang-orang yang tidak sabar untuk membantu, akan ada cukup pekerjaan untuk semua orang.” Caroline Holt dari Federasi Palang Merah Internasional sepakat bahwa mengakses beberapa daerah yang terkena gempa sangatlah rumit, dan mengatakan,pemerintah Maroko mengambil langkah hati-hati sehubungan dengan keterbukaan.”

“Salah satu hal terburuk yang harus dilakukan dalam situasi yang sudah kacau adalah menambah ketidakpastian dan potensi kekacauan dengan membuka pintu dan semua orang bisa ikut serta,” katanya.

Gedung-gedung runtuh akibat gempa di Maroko.

Photo :
  • AP Photo/Mosaab Elshamy.

Tidak Ada Geopolitik

Abdelmalek Alaoui, Presiden Institut Intelijen Strategis Maroko, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia yakin tidak ada geopolitik di balik keputusan Maroko untuk selektif dalam menerima bantuan. 

“Pertanyaan tentang bagaimana menyalurkan bantuan internasional telah menjadi pusat perbincangan sejak hari pertama. Kami khawatir jika Anda mendapat terlalu banyak bantuan dengan cara] yang tidak terorganisir, hal ini akan menciptakan kemacetan dan ini akan sangat rumit untuk ditangani,” kata Alaoui kepada Al Jazeera dari Ibu Kota Rabat, seraya menambahkan bahwa daerah yang terkena dampak paling parah wilayah tersebut adalah daerah pegunungan pedesaan. 

Demi Melayani Kepentingan Masyarakat

Menurutnya Abdelmalek Alaoui, Presiden Institut Intelijen Strategis Maroko, semua bantuan internasional bisa saja diterima di Maroko, namun harus diorganisir dan diberikan dengan cara yang tepat.

“Anda hanya memiliki satu jalan. Anda memiliki barisan logistik yang sangat panjang yang berusaha mencapainya. Anda harus memastikan bantuan tersebut tidak menambah masalah pada masalah,” jelasnya. 

Dia menambahkan bahwa Maroko tidak menolak bantuan internasional, tetapi mereka mencoba agar bisa menyalurkan bantuan tersebut dengan cara yang tepat dan terbaik. Hal ini mengingat demi melayani kepentingan terbaik masyarakat dan korban dari gempa bumi itu sendiri.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon.

AS Akui Bantuan Kemanusiaan yang Masuk ke Gaza 'Belum Cukup'

AS menyadari bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza “belum cukup”, kata seorang pejabat Pentagon -- markas besar Departemen Pertahanan.

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024