Pertama Kalinya Dalam Sejarah AS, Anak Presiden Hunter Biden Didakwa dan Terancam 25 Tahun Bui

Presiden AS, Joe Biden, bersama putranya Hunter Biden.
Sumber :
  • New York Post

Washington – Putra Presiden Joe Biden, Hunter Biden, didakwa secara pidana dengan tiga tuduhan karena berbohong saat membeli senjata api. Hunter didakwa setelah kesepakatan pembelaan yang diusulkan gagal.

Presiden Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto Bersama KTT G20 di Brasil

Dakwaan tersebut menandai pertama kalinya anak seorang presiden yang menjabat diadili secara pidana.

Rencana tawar-menawar untuk menyelesaikan tuduhan terkait senjata dan pajak yang dia hadapi diketahui tiba-tiba gagal pada bulan Juli.

Senator AS Blak-blakan Sebut Pemerintahnya Langgar UU karena Jual Senjata kepada Israel

Hunter Biden dan ayahnya Joe Biden

Photo :
  • Source BBC

Ketiga dakwaan tersebut berkaitan dengan Hunter, yang diduga berbohong di formulir saat membeli senjata ketika dia menjadi pengguna narkoba.

AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme di Tepi Barat Palestina

Jaksa menuduh dia secara keliru menyatakan bahwa dia bukan pengguna narkotika, ketika dia membeli pistol Colt Cobra Special di toko senjata Delaware pada Oktober 2018. Padahal, pada saat itu Hunter adalah pengguna berat kokain.

Berdasarkan undang-undang federal AS, berbohong pada dokumentasi semacam itu, atau memiliki senjata api saat menjadi pengguna narkoba merupakan suatu kejahatan. 

"Jika terbukti bersalah, dia menghadapi hukuman maksimal 25 tahun penjara," kata departemen kehakiman dalam sebuah pernyataan.

Hukuman sebenarnya untuk kejahatan federal biasanya kurang dari hukuman maksimum. Sejauh ini, masih belum jelas kapan dan di mana sidang pertama putra presiden AS itu akan berlangsung.

Pengacaranya, Abbe Lowell, menyatakan bahwa dakwaan tersebut dipengaruhi oleh campur tangan Partai Republik dan partisan dalam proses ini. Dia mengklaim bahwa kliennya tidak melanggar hukum dan bahwa kepemilikan senjata tidak pernah menjadi ancaman terhadap keselamatan publik.

“Tetapi seorang jaksa, dengan segala kekuasaannya, tunduk pada tekanan politik. Ini merupakan ancaman besar bagi sistem peradilan kita,” kata Lowell, dikutip dari BBC Internasional, Jumat, 15 September 2023.

Profesor Sekolah Hukum, Cornell, Randy Zellin, mengatakan bahwa dia yakin Biden kemungkinan besar tidak akan menjalani hukuman penjara dan kemungkinan besar akan ada kesepakatan pembelaan. 

“Itu kasus yang tidak masuk akal,” katanya.

"Tidak ada yang terluka. Ini adalah kejahatan tanpa korban. Dia belum pernah mendapat masalah sebelumnya. Apakah ini benar-benar cara kita ingin menyia-nyiakan sumber daya peradilan?." 

Diketahui, pada bulan Juni, kesepakatan dua bagian dicapai antara jaksa dan tim hukum Hunter, yang kemudian gagal. Berdasarkan ketentuan perjanjian itu, dia akan didakwa dengan dua tuduhan pelanggaran ringan karena gagal membayar pajak tepat waktu pada tahun 2017 dan 2018.

Dia juga akan dipaksa untuk mengakui kepemilikan senjata api ilegal dan menyetujui perawatan dan pemantauan narkoba untuk menghindari tuduhan kejahatan, dan kemungkinan hukuman penjara.

Namun, Hakim Pengadilan Distrik AS, Maryellen Noreika, mengatakan dia tidak bisa menyetujui perjanjian tersebut, dan menambahkan bahwa usulan penyelesaian pelanggaran terkait senjata itu tidak bisa dilakukan.

Tuduhan pada hari Kamis ini adalah yang pertama yang diajukan oleh penasihat khusus Departemen Kehakiman Davis Weiss, yang ditunjuk oleh Jaksa Agung Merrick Garland pada bulan Agustus. Kantor Weiss sebelumnya mengatakan dia berusaha untuk mendakwa Hunter pada tanggal 29 September 2023.

Masalah hukum yang dialami Hunter telah menjadi isu politik ketika ayahnya mencalonkan diri lagi sebagai presiden AS

VIVA Militer: Situasi di kota Kiev, Ukraina, gelap akibat pemadaman listrik.

Ukraina Ancang-ancang Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia

Keputusan AS untuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh buatan AS oleh Ukraina ke Rusia dapat mengakhiri konflik di Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Ukraina.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024