Kekejaman Junta Militer Myanmar, Aung San Suu Kyi Tak Dikasih Makan dan Ditelantarkan Saat Sakit
- Istimewa
Myanmar – Junta militer Myanmar diduga dengan sengaja membahayakan nyawa tokoh demokrasi yang di penjara, Aung San Suu Kyi, pada hari Kamis, 14 September 2023. Militer dilaporkan tidak memberi perawatan medis dan makanan untuk Suu Kyi.
Tokoh paling berpengaruh di Myammar itu telah ditahan sejak para jenderal militer merebut kekuasaan pada Februari 2021, dan mengakhiri demokrasi selama 10 tahun. Perebutan kekuasaan ini juga menjerumuskan negara Asia Tenggara itu ke dalam kekacauan berdarah.
Dalam beberapa hari terakhir, media lokal melaporkan peraih Nobel berusia 78 tahun itu menderita pusing, muntah-muntah, dan tidak bisa makan karena infeksi gigi.
"Kami sangat prihatin karena dia tidak menerima perawatan medis yang memadai dan mereka tidak menyediakan makanan sehat atau akomodasi yang cukup dengan maksud untuk menyelamatkan nyawanya,” kata Liga Nasional untuk Demokrasi, partai yang menaugi Suu Kyi.
“Kesehatan Daw Aung San Suu Kyi tidak hanya terganggu, tetapi nyawanya juga terancam, junta militer bertanggung jawab penuh,” kata pernyataan itu, dikutip dari The Sundaily, Jumat, 15 September 2023.
Selama 19 bulan persidangannya di pengadilan junta, yang dikecam oleh kelompok hak asasi manusia sebagai persidangan palsu, Suu Kyi sering melewatkan sidang karena alasan kesehatan.
Persidangan tersebut berakhir tahun lalu, dan Suu Kyi dijatuhi hukuman penjara selama 33 tahun, yang kemudian dikurangi sebagian masa hukumannya oleh pemimpin junta Min Aung Hlaing.
Putra Suu Kyi yang tinggal di Inggris juga sempat mengatakan kepada BBC Internasionsl pekan lalu bahwa junta menolak memberikan pengobatan kepada ibunya karena pusing dan penyakit gusi, meskipun ia tidak melakukan kontak langsung dengan ibunya.
Seorang juru bicara junta mengatakan pekan lalu bahwa laporan tentang kesehatan Suu Kyi yang buruk hanyalah rumor.
"Dia tidak menderita apa pun karena dokternya merawat kesehatannya,” kata Zaw Min Tun.
Sebagai informasi Suu Kyi, yang masih populer di Myanmar, disandera di tempat-tempat rahasia oleh junta militer.
Partai tersebut meminta komunitas internasional untuk meningkatkan upaya dan mendorong pembebasan Suu Kyi dan seluruh tahanan politik di Myanmar.
Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 24.000 orang telah ditangkap dalam tindakan keras junta sejak kudeta tahun lalu.
Pada bulan Juni 2022, setelah lebih dari setahun menjalani tahanan rumah, Suu Kyi dipindahkan ke kompleks penjara di bagian lain ibu kota Naypyidaw yang luas, yang dibangun oleh militer.
Di sana, dia tidak lagi diizinkan menjadi staf rumah tangganya yang berjumlah sekitar 10 orang dan ditugaskan sebagai pembantu yang dipilih militer.