Kisah Pilu Korban di Libia Cari Keluarga yang Hilang di Atas Tumpukan Mayat
- AP Photo/Jamal Alkomaty
Libia – Penduduk kota Derna di Libia, mati-matian mencari kerabat mereka yang hilang, pada Rabu, 13 September 2023. Petugas penyelamat juga meminta lebih banyak kantong jenazah, setelah bencana banjir yang menewaskan ribuan orang dan menghanyutkan puluhan ribu orang ke laut.
Sebagian besar kota di kawasan Mediterania itu tersapu oleh semburan air yang dihasilkan oleh badai dahsyat, pada Minggu malam, 10 September 2023.
Insiden itu membuat bendungan di atas kota tersebut jebol, dan gedung-gedung bertingkat runtuh saat warga sedang tidur di dalamnya.
Para pejabat menyebutkan jumlah orang hilang sebanyak 10.000 orang. LBadan bantuan PBB OCHA juga mengatakan jumlah korban tewas setidaknya mencapai 5.000 orang.
Usama Al Husadi, seorang pengemudi berusia 52 tahun, sedang mencari istri dan lima anaknya sejak bencana itu terjadi di Libia.
“Saya berjalan kaki mencari mereka. Saya pergi ke semua rumah sakit dan sekolah tetapi tidak berhasil,” katanya sambil menangis, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 14 September 2023.
Husadi, yang sedang bekerja pada malam badai itu, menghubungi nomor telepon istrinya. Namun, ponsel istrinya itu dimatikan.
“Kami kehilangan sedikitnya 50 anggota keluarga, ayah saya masuk diantara orang hilang dan meninggal,” ujarnya.
Pantai dipenuhi dengan pakaian, mainan, perabotan, sepatu, dan harta benda lainnya yang tersapu arus deras dari rumah-rumah.
Jalanan tertutup lumpur tebal dan dipenuhi pepohonan tumbang serta ratusan mobil rusak, terbalik, bahkan terjepit di balkon lantai dua sebuah bangunan yang hancur.
“Saya bertahan hidup bersama istri saya, tetapi saya kehilangan saudara perempuan saya,” kata Mohamed Mohsen Bujmila, seorang insinyur berusia 41 tahun.
“Adikku tinggal di pusat kota, di mana sebagian besar kehancuran terjadi. Kami menemukan mayat suami dan putranya dan menguburkan mereka.”
Dia juga menemukan mayat dua orang asing di apartemennya. Ketika dia berbicara, tim pencarian dan penyelamatan Mesir di dekatnya menemukan mayat tetangganya.
“Ini Bibi Khadijah, semoga Tuhan mengabulkan surganya,” kata Bujmila.
Kerusakan terlihat jelas dari titik-titik tinggi di atas Derna, di mana pusat kota yang padat penduduk, kini berubah menjadi tanah datar berbentuk bulan sabit dengan hamparan air berlumpur yang berkilauan di bawah sinar matahari. Semua bangunan di wilayah itu juga tersapu air.
Jumlah korban tewas yang diberikan oleh para pejabat sejauh ini bervariasi, namun semuanya mencapai ribuan.
Hichem Abu Chkiouat, Menteri Penerbangan Sipil di pemerintahan yang memerintah Libia timur, mengatakan bahwa sejauh ini telah dihitung lebih dari 5.300 orang tewas. Jumlah tersebut kemungkinan akan meningkat secara signifikan dan bahkan mungkin dua kali lipat.
"Laut terus-menerus membuang puluhan mayat”, katanya melalui telepon.
Tariq Kharaz, juru bicara otoritas timur, mengatakan 3.200 jenazah telah ditemukan, dan 1.100 di antaranya belum teridentifikasi.
Walikota Derna Abdulmenam al-Ghaithi mengatakan bahwa perkiraan jumlah kematian di kota itu bisa mencapai 18.000 hingga 20.000 berdasarkan jumlah distrik yang hancur akibat banjir.
Sementara itu, tim penyelamat telah tiba dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turkiye, dan Qatar, kata al-Ghaithi.
“Kami sebenarnya membutuhkan tim yang khusus menangani pemulihan jenazah,” katanya.
"Saya khawatir kota ini akan tertular epidemi karena banyaknya jenazah yang tertimbun reruntuhan dan di dalam air."
Turkiye juga mengirimkan kapal yang membawa peralatan untuk mendirikan dua rumah sakit lapangan dan 148 staf medis untuk membantu upaya penyelamatan.
Badan migrasi PBB, Organisasi Internasional untuk Migrasi, mengatakan setidaknya 30.000 orang telah mengungsi di Derna.
“Kami membutuhkan tas untuk jenazah,” ungkap Lutfi al-Misrati, direktur tim pencarian jenazah.