Takut Berakhir Seperti Prigozhin, Zelensky Ogah Buat Kesepakatan Damai Dengan Putin
- telegraph.co.uk
Kiev – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa kematian Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Wagner merupakan salah satu konsekuensi ketika seseorang membuat kesepakatan dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin.
Ketika serangan balasan Ukraina memasuki bulan keempat, dengan hanya sedikit kemajuan yang terlihat sejauh ini, Zelensky tetap dengan tegas menolak saran untuk merundingkan perdamaian dengan Kremlin.
“Ketika anda ingin berkompromi atau berdialog dengan seseorang, anda tidak bisa melakukannya dengan seorang pembohong,” kata Volodymyr Zelensky, dikutip dari CNN Internasional, Senin, 11 September 2023.
Dia mengatakan ketika Putin memahami bahwa sebagian besar masyarakat mendukung Prigozhin, maka dengan cepat dia membunuhnya.
"Tapi sebelum dia membunuh (Prigpzhin), dia memberinya janji wilayah Belorussia (Belarusia) akan menjadi lokasi baru Wagner, bisnis di Afrika, dan banyak hal lainnya,” ujar Zelensky.
Kematian dramatis pemimpin Wagner tersebut, yang terjadi setelah pemberontakan singkat di Rusia, merupakan peringatan yang harus diperhatikan, kata Zelensky.
Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutu utama Ukraina lainnya terus memasok senjata ke Kiev, namun perdamaian yang adil dan tahan lama belum tercapai. Selain itu, sejumlah pemimpin dunia, seperti Lula Da Silva dari Brazil, telah menyatakan tanggung jawab Ukraina untuk mengakhiri perang.
Sebagai bukti atas posisinya, Zelensky mengungkapkan negara-negara lain yang telah diserang oleh tentara Rusia, dan sebagian masih diduduki oleh mereka.
“Apakah anda melihat adanya kompromi dari Putin mengenai masalah lain? Dengan Georgia? Dengan Moldova?" Zelensky bertanya secara retoris.
Sebagai informasi, Ukraina telah memperoleh kemajuan tambahan di wilayah selatan di tengah pertempuran sengit dengan pasukan Rusia, menurut laporan dari garis depan.
Video yang ditempatkan secara geolokasi pada hari Jumat, 8 September 2023, menunjukkan lahan kosong yang dipenuhi lubang peluru, parit, dan perangkat keras militer yang rusak di daerah antara Robotyne, Verbove, dan Novoprokopivka.
Ini merupakan sebuah desa berbentuk segitiga yang menjadi kunci bagi warga Ukraina untuk lebih dekat ke Tokmak, sebuah pusat penting bagi pertahanan Rusia.
“Hasil yang kami butuhkan, kami harus mendapatkan tanah kami,” ucap Zelensky. “Dan ini juga bukan soal tanah, ini soal masyarakat karena perang yang membeku bukanlah perdamaian.”
“Putin, dia ingin merampas seluruh negara kita, menghancurkan semua keluarga dan rumah kita. Dia hanya memahami bahwa Ukraina tidak akan pernah kembali, dan kami meninggalkan tanah kami. Tapi, Kami tidak akan pernah melakukannya. Itu sebabnya dia membunuh kita,” pungkasnya.