Putin Disudutkan untuk Lakukan Serangan Nuklir ke AS, Oleh Siapa?
- Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Moskow – Nuklir menjadi salah satu momok menakutkan di dunia modern ini. Apalagi setelah Rusia menyerang Ukraina, bom nuklir semakin jadi momok yang menakutkan. Kali ini beredar kabar bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin didesak atau disudutkan untuk segera melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Newsweek, Jumat, 8 September 2023, Penggunaan senjata yang berbahaya itu awalnya muncul dari seorang propagandis Kremln, Igor Korotechenko. Ia merupakan editor dari surat kabar National Defense, dan pernah menyebutkan bahwa NATO dan AS saat ini telah memberikan ancaman kepada Rusia yang merujuk pada kaus anggota senior NATO Ben Hodges.
"Rusia diperingatkan dan diancam," kata Korotchenko dalam acara TV di saluran Russia 1 dilansir dari Newsweek.
"Bahwa jika berperilaku buruk atau jika menurut pendapat Ben Hodges, kita melampaui apa yang dianggap sebagai batas yang diperbolehkan untuk penggunaan semua jenis senjata Rusia. Ia mengancam kita dengan lebih dari sekadar serangan di jembatan Krimea," tambahnya.
Hodges telah berulang kali dihancurkan agar Ukraina diberikan semua senjata yang diperlukan untuk merebut kembali Krimea, seperti ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat). Ini akan memungkinkan serangan presisi jarak jauh di semenanjung yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014 itu.
Lebih lanjut Korotchenko mengatakan bahwa Hodges yakin AS mungkin mempertimbangkan serangan terhadap pangkalan Armada Laut Hitam Rusia dan pasukannya di Krimea. Termasuk menyerang pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus, Suriah.
Korotchenko mengatakan, bahwa Hodges yakin AS mungkin mempertimbangkan serangan terhadap pangkalan Armada Laut Hitam Rusia dan pasukannya di Krimea. Termasuk menyerang pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus, Suriah.
“Ini bukan hanya pernyataan seorang pensiunan elang tetapi juga kampanye informasi terpadu yang dirancang untuk mempengaruhi kami dan khalayak Barat,” tegasnya.
Korotchenko medesak diskusi tentang apa yang akan menentukan penggunaan dan diperbolehkannya senjata nuklir taktis. Ia juga menanyakan adanya konteks terkait tujuan dan taktik apa yang akan digunakan Rusia bila eskalasi Puncak.
“Pesan paling penting yang harus kami kirimkan ke Amerika adalah bahwa kami tidak akan bermusuhan dengan Anda di Eropa,” tegasnya.
"Sebagai respons terhadap serangan Anda terhadap fasilitas militer atau sipil Rusia, serangan pertama akan menjadi serangan terbatas preventif terhadap sasaran di wilayah AS,” katanya lagi.