Myanmar Absen di KTT ASEAN, Moeldoko: Bukan Berarti Ada Perpecahan

Moeldoko Doorstop KTT ASEAN
Sumber :
  • VIVA/ Natania Longdong

Jakarta – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-43, digelar di Jakarta selama 3 hari. Pertemuan tersebut telah secara resmi dibuka hari ini, 5 September 2023, oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Cak Imin Yakin Dukungan Jokowi Pengaruhi Suara Ridwan Kamil dan Luthfi

Dalam pertemuan blok Asia Tenggara itu, para pemimpin ASEAN telah berdatangan sejak pukul 09.35 WIB, mereka juga telah melaksanakan Plenary Session, di Jakarta Convention Center (JCC). 

Di antara para delegasi yang hadir, perwakilan Myanmar tidak menghadiri pertemuan itu. Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko menyebut bahwa ketidakhadiran Myanmar tentu saja memiliki alasan.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Jenderal Senior Min Aung Hlaing memimpin Peringatan Hari Kemerdekaan Myanmar ke-75.

Photo :
  • AP Photo/Aung Shine Oo.

"Nanti dari bu Menlu berikan penjelasan yang lebih konkret. Pasti ada alasannya," kata Moeldoko pada wartawan. 

Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

Dia juga menambahkan bahwa meski Myanmar absen dalam pertemuan, hal tersebut tidak akan menghalangi jalannya KTT ASEAN

"Enggak. Tetap berjalan. Seperti disampaikan Bapak Presiden, seberapa besar ASEAN ini bukan berarti itu bagian dari perpecahan. Perbedaan justru wajar dalam area demokrasi. Ini diharapkan ASEAN tetap bertumbuh sebagaimana mestinya," sambungnya. 

Sebagai informasi, 22 negara dan 9 organisasi dijadwalkan menghadiri pertemuan blok itu di Jakarta. Dari jumlah tersebut, Timor Leste merupakan bagian yang menghadiri KTT ASEAN. 

Sementara itu, negara di luar Asia Tenggara merupakan negara mitra yang terdiri dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Selandia Baru, China, Rusia, India, dan Australia. 

Tidak hanya pertemuan dari negara ASEAN dan negara Mitra, nantinya, Presiden Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara seperti China, Jepang, Kanada, hingga Korsel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya