Imbas Tragedi Oceangate, Pemerintah AS Cegah Rencana Ekspedisi Artefak RMS Titanic Inc

Wisata maut Kapal Selam Wisata Titanic.
Sumber :
  • VIVA

Washington – Pemerintah Amerika Serikat (AS), dengan tegas melakukan intervensi untuk mencegah rencana ekspedisi pemulihan artefak dari bangkai kapal Titanic tahun depan. Hal ini mengacu pada undang-undang federal dan pakta internasional yang mengakui bangkai kapal tersebut sebagai situs pemakaman yang harus dihormati. 

Iran Tegaskan Akan Merespons "Tekanan Maksimum" dengan "Perlawanan Maksimum"

Dikutip dari NDTV, Jumat, 1 September 2023, ekspedisi ini diselenggarakan oleh RMS Titanic Inc. (RMST), sebuah perusahaan yang berbasis di Georgia yang memegang hak penyelamatan kapal karam paling terkenal di dunia. 

Perusahaan ini, memamerkan artefak yang telah diambil dari lokasi yang berada di kedalaman Atlantik Utara, mulai dari barang-barang perak hingga bagian lambung kapal Titanic. 

Palestina: Israel Menerjemahkan Dukungan Terus-menerus AS Jadi Pembantaian Genosida

Penampakan terbaru kapal Titanic.

Photo :
  • OceanGate

Menurut The New York Times, pemerintah federal mengambil tindakan hukum untuk menegaskan kendali atas siapa saja yang dapat mengambil artefak dari kapal tersebut dan berpotensi memblokir ekspedisi yang direncanakan untuk tahun depan. 

Kangen Tanah Air, Prabowo Ingin Segera Pulang

Langkah ini dilakukan setelah bencana kapal selam Titan, pada 18 Juni 2023 menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang memberi izin akses terhadap bangkai kapal Titanic, yang terletak lebih dari dua mil di dasar laut Atlantik Utara. Pemerintah federal AS kini berusaha untuk menjadi pihak dalam kasus penyelamatan, dan memblokir ekspedisi apa pun yang dianggap membahayakan nyawa manusia. 

Mereka mengklaim hak hukum untuk meminta Menteri Perdagangan dan unit maritimnya, National Oceanic and Atmospheric Administration, atau NOAA, menyetujui atau menolak izin RMS Titanic untuk melakukan lebih banyak penemuan artefak.

"Hal ini sudah terjadi sejak lama,” kata Ole Varmer, pensiunan pengacara NOAA yang berspesialisasi dalam konservasi kapal karam. 

"Pemerintah federal, telah dipaksa untuk melakukan intervensi dan meminta pengadilan untuk menegakkan undang-undang ini." 

Salah satu kekhawatiran utama pemerintah AS adalah potensi gangguan terhadap sisa-sisa manusia yang mungkin masih ada.

Kapal Titanic berlayar pada tahun 1912. Selama perjalanan perdananya dari Southampton ke New York, kapal tersebut bertabrakan dengan gunung es dan kemudian tenggelam. Hal ini mengakibatkan hilangnya lebih dari 1.500 nyawa di antara 2.208 penumpang dan awak kapal secara tragis. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya