Intelijen AS: Putin Kirimi Surat Kim Jong Un Cari Amunisi untuk Perang di Ukraina
- Moscow Times
Moskow – Amerika Serikat (AS), pada hari Rabu, 30 Agustus 2023, mengatakan bahwa mereka memiliki informasi intelijen baru, yang menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, selalu bertukar surat ketika Rusia mencari amunisi dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby merinci temuan terbaru ini hanya beberapa minggu setelah Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu melakukan kunjungannya ke Pyongyang. Kunjungan itu diduga untuk meningkatkan penjualan amunisi ke Moskow untuk perang di Ukraina.
Kirby mengatakan bahwa Rusia sedang mencari peluru artileri tambahan dan material dasar lainnya untuk menopang basis industri pertahanannya.
Ia juga mengungkapkan bahwa surat-surat tersebut lebih bersifat dasar, namun perundingan Rusia dan Korea Utara mengenai penjualan senjata mengalami kemajuan. Para pemimpin saling bertukar surat setelah kunjungan Shoigu, katanya.
“Setelah kunjungan Shoigu, sekelompok pejabat Rusia lainnya melakukan perjalanan ke Pyongyang untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai potensi kesepakatan senjata antara DPRK dan Rusia,” kata Kirby, dikutip dari AP, Kamis, 31 Agustus 202.
Meski demikian, Kirby menolak merinci bagaimana para pejabat AS mengumpulkan informasi intelijen tersebut.
Sesaat sebelum Gedung Putih mengumumkan informasi baru tentang perundingan senjata Korea Utara dan Rusia, Pyongyang meluncurkan rudal balistik ke perairan timurnya.
Uji coba rudal tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah AS menerbangkan setidaknya satu pesawat pembom jarak jauh ke Semenanjung Korea untuk unjuk kekuatan melawan Korea Utara.
Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan bahwa Kremlin menjadi bergantung pada Korea Utara, serta Iran, untuk mendapatkan senjata yang dibutuhkannya untuk berperang melawan Ukraina.
Korea Utara dan Iran sebagian besar terisolasi di panggung internasional karena program nuklir dan catatan hak asasi manusia mereka.
Pada bulan Maret, Gedung Putih juga mengklaim bahwa pihaknya telah mengumpulkan informasi intelijen yang menunjukkan Rusia ingin menjadi perantara kesepakatan pangan untuk senjata dengan Korea Utara, di mana Moskow akan menyediakan makanan dan komoditas lain yang dibutuhkan Korea Utara dengan imbalan amunisi dari Pyongyang.