Beri Pelajaran 'Sesat' Soal Pelecehan Seksual, Sekolah SMA di China Dikritik

Seragam sekolah di China dilengkapi chip
Sumber :
  • Ubergizmo

Beijing – Sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di China mendapat sorotan, setelah memberikan pelajaran kontroversial tentang pelecehan seksual. Dalam ajaran tersebut, mengatakan bahwa pelecehan seksual merupakan salah dari si korban, yang dianggap berperilaku genit. 

Dua Fotografer Cabul Berkedok Casting Model Akhirnya Ditangkap, Pelaku Sembunyikan Kamera di Kamar Korban

Sekolah yang terletak di kota Zhaoqing di provinsi Guangdong, telah mengadakan kelas pendidikan kesehatan mental, yang setara dengan kelas pendidikan seks di China pada tahun lalu, menurut media pemerintah China, People’s Daily. 

Tapi foto materi pengajaran baru mulai beredar bulan ini, dan memperlihatkan makalah yang mengatakan korban pelecehan seksual menderita karena mereka berpakaian minim dan berperilaku genit. 

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

Pelecehan seksual.

Photo :
  • Istimewa

"Anak perempuan tidak boleh mengenakan pakaian transparan atau minim, dan harus menghindari perilaku sembrono (genit)," menurut materi tersebut, dikutip dari CNN Internasional, Selasa, 15 Agustus 2023. 

Film Indonesia Mencuri Perhatian di Hainan Island International Film Festival di China

Foto-foto itu lantas memicu kemarahan di media sosial, dengan banyak yang menyalahkan sikap konservatif yang menurut mereka mencerminkan ketidaksetaraan gender yang mengakar dalam masyarakat patriarki. "Guru di kelas itu bermasalah,” kata salah satu komentar teratas di platform sosial China, Weibo

Yang lain menunjukkan bahaya menyalahkan korban, dan cara wanita berpakaian sering dijadikan sasaran terlepas dari apa yang mereka kenakan. Kemarahan tersebut mendorong otoritas pendidikan setempat untuk mengeluarkan pernyataan minggu lalu, yang membenarkan bahwa foto-foto online tersebut menunjukkan sebuah mata pelajaran yang diadakan di sekolah tersebut pada bulan April lalu. 

“Ajaran tersebut mengandung beberapa ekspresi yang tidak pantas, yang menyebabkan kesalahpahaman di antara (pengguna online),” kata pernyataan itu. 

Mereka menambahkan bahwa biro pendidikan kabupaten telah mengkritik dan mendidik para guru, serta memerintahkan sekolah untuk meninjau kembali pengajarannya dan meningkatkan pelatihan pada guru. Namun, pernyataan resmi itu juga memicu reaksi.

Banyak yang mempermasalahkan kata-kata pernyataan "kesalahpahaman", dengan alasan bahwa materi pengajaran bukanlah kesalahan, yang tidak disengaja, melainkan cerminan dari keyakinan yang nyata dan menyebar di seluruh negeri. 

Sebagai informasi, sejumlah insiden yang sama selama bertahun-tahun telah memicu kontroversi, terutama mengingat gerakan #MeToo China, yang tetap bertahan meskipun sering mengalami kemunduran, karena penyensoran dan tindakan keras yang terus berlanjut terhadap aktivisme feminis. 

Misalnya, November lalu seorang wanita muda diserang oleh seorang pria di toilet umum di Zhejiang, menurut media pemerintah The Paper. Setelah kritik online menuduh wanita itu berpakaian minim, ibunya mengatakan bahwa pakaian seorang wanita tidak ada kaitannya dengan pelecehan seksual yang dialami putrinya itu. 

"Apa hubungan pakaian dengan pemukulan? Apakah itu alasan untuk kejahatan?” 

Pada tahun 2021, sebuah iklan kontroversial untuk tisu penghapus makeup juga menunjukkan seorang wanita diikuti saat berjalan pada malam hari oleh seorang pria. Namun, pria itu melarikan diri dengan ngeri setelah melihat wanita tersebut menghapus riasannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya