Lebih dari 300 Rumah dan Toko Milik Warga Muslim India Dihancurkan
- Al Jazeera
India – Lebih dari 300 rumah dan toko milik warga Muslim telah dihancurkan oleh otoritas pemerintah di negara bagian Haryana, India hanya dalam waktu empat hari, hampir seminggu setelah serangan mematikan di sebuah masjid oleh massa Hindu di distrik mayoritas Muslim di wilayah utara.
Pihak berwenang meluncurkan kampanye penghancuran terhadap rumah dan bangunan Muslim di Nuh, satu-satunya distrik mayoritas Muslim di Haryana, pada hari Kamis pekan. Hal itu menyusul serangan oleh umat Hindu di masjid yang menewaskan lima jamaah Muslim awal pekan lalu, dan serangan lain yang menewaskan empat Muslim pada seorang penumpang di kereta, menurut laporan Al Jazeera.
Kekerasan pertama kali meletus pada 31 Juli dan dengan cepat meluas ke daerah-daerah yang berdekatan, termasuk pusat bisnis Gurugram, yang bertetangga dengan New Delhi. Pihak berwenang menuduh penduduk rumah dan toko "ilegal" terlibat dalam serangan terhadap prosesi Hindu di distrik tersebut.
"Saya patah hati. Keluarga dan anak-anak saya bergantung pada uang sewa yang kami terima dari toko. Kami telah menyewakan toko untuk umat Hindu dan Muslim," kata Abdul Rasheed, seraya menambahkan bahwa polisi telah menguncinya di dalam bus ketika sebuah buldoser menghancurkan tokonya.
Dia mengatakan pihak berwenang "tidak memberikan pemberitahuan atau menunjukkan perintah apa pun, dan membuldoser semuanya."
Kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi tentang agenda “Utamakan Hindu” sejak berkuasa pada tahun 2014 telah memicu ketegangan komunal di India.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang di beberapa negara bagian yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di bawah Modi telah menghancurkan apa yang mereka anggap sebagai rumah “ilegal,” dari orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan, dan berpartisipasi dalam bentrokan agama. Banyak di antaranya adalah Muslim.
"Ini pembalasan. Mereka menghancurkan hotel, toko, dan rumah. Tidak ada banding dan sidang," kata seorang muslim bernama Abdul Rasheed. "Kami telah diberi mangkuk bak pengemis."
Abdul termasuk di antara penduduk dan pemilik lebih dari 300 rumah dan bisnis Muslim yang dibuldoser oleh pemerintah BJP selama empat hari terakhir. Hampir 77 persen dari 280.000 penduduk Nuh beragama Muslim.
Otoritas Haryana menyangkal adanya hubungan antara bentrokan dan kampanye penghancuran, mengklaim bahwa mereka meruntuhkan rumah dan toko untuk menghentikan "perambahan ilegal" di lahan publik. Tetapi beberapa kelompok hak asasi mengecam pihak berwenang atas penghancuran tersebut.
Diketahui, lebih dari 150 Muslim ditangkap karena dugaan kekerasan, kata polisi setempat kepada Al Jazeera.
"Mungkin ada satu atau dua orang dari 'sisi lain' tetapi hampir semua yang ditangkap adalah Muslim," kata Tahir Husain, seorang pengacara yang membela sebagian besar yang ditangkap, menyebut penangkapan itu "melanggar hukum dan tindakan sembrono."
Tindakan keras pemerintah telah memaksa ratusan orang meninggalkan rumah mereka karena ketakutan. “Jalanan terbengkalai dan suasananya lebih buruk dari lockdown COVI-19. Namun saat COVID, setidaknya tidak ada teror di hati masyarakat saat itu,” tambah Husain.
Insiden terbaru menyusul meningkatnya kekerasan yang menargetkan minoritas Muslim India, yang dilakukan oleh nasionalis Hindu yang semakin berani, karena diamnya Modi atas serangan semacam itu sejak dia berkuasa.