Iran dan Amerika Tegang, AS Kirim 3.000 Personel Militer dan Dua Kapal Perang di Laut Merah
- AP Photo/Aaron Favila
Islamabad – Lebih dari 3.000 personel militer Amerika Serikat (AS) tiba di Laut Merah dengan dua kapal perang. Tindakan ini dilakukan setelah penyitaan kapal tanker oleh Iran.
Pengerahan personel militer dan kapal perang tersebut menambah penumpukan militer AS di perairan Teluk, sehingga membuat Iran menuduh AS mengobarkan ketidakstabilan regional.
Sementara itu, Militer AS menuduh Iran telah menyita atau berusaha untuk mengambil alih hampir 20 kapal berbendera internasional di kawasan itu selama dua tahun terakhir.
Sebelumnya, para pelaut dan Marinir AS memasuki Laut Merah, pada hari Minggu 6 Agustus 2023, setelah transit melalui Terusan Suez, menurut Armada Kelima Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
"Mereka tiba di atas kapal perang USS Bataan dan USS Carter Hall, untuk memberikan fleksibilitas dan kemampuan maritim yang lebih besar kepada Armada Kelima," kata pernyataan dari komando yang berbasis di Bahrain itu, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 8 Agustus 2023.
"Pengerahan itu juga menambah upaya untuk mencegah aktivitas destabilisasi, dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan oleh gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang," kata Juru Bicara Armada Kelima, Komandan Tim Hawkins.
Dalam konferensi pers pada hari Senin, 7 Agustus 2023, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, mengatakan pengerahan AS hanya melayani kepentingan Washington.
"Kehadiran militer pemerintah AS di kawasan tidak pernah menciptakan keamanan. Kepentingan mereka di kawasan ini selalu memaksa mereka untuk mengobarkan ketidakstabilan dan ketidakamanan," katanya kepada wartawan.
"Kami sangat yakin bahwa negara-negara Teluk Persia mampu memastikan keamanan mereka sendiri."
Juru bicara Pengawal Revolusi Iran, Ramazan Sharif, menegaskan bahwa republik Islam itu telah mencapai tingkat kekuatan yang dapat membalas tindakan jahat AS, seperti merebut kapal mereka jika diperlukan.