Dikurung di Istana, Presiden Niger Serukan Perlawanan Usai Dikudeta Militer
- AP Photo
Niger – Presiden Niger Mohamed Bazoum menyampaikan di media sosial pada Kamis, bahwa dia bersumpah akan melindungi demokrasi yang "dimenangkan dengan susah payah", sehari setelah Bazoum digulingkan dalam kudeta militer karena situasi keamanan negara Afrika Barat memburuk.
"Prestasi yang diraih dengan susah payah akan dijaga. Semua orang Niger yang mencintai demokrasi dan kebebasan akan memastikannya," tweet Bazoum Kamis pagi dilansir AP, Jumat.
Menteri Luar Negeri Hassoumi Massoudou mengeluarkan seruan serupa di jaringan berita France 24, meminta “semua patriot demokrasi Niger untuk berdiri sebagai satu kesatuan untuk mengatakan tidak pada tindakan terpecah belah ini.” Dia menuntut pembebasan tanpa syarat presiden dan mengatakan pembicaraan sedang berlangsung.
Pernyataan Bazoum dan Massoudou merespons pidato larut malam militer Niger pada Rabu di televisi nasional, yang mengumumkan bahwa Bazoum telah disingkirkan dari kekuasaan dan semua lembaga Republik ditangguhkan, menandai kudeta ketujuh di Afrika Barat dan Tengah sejak 2020.
Dalam pengumuman TV pada hari Rabu, Kolonel Amadou Abdramane, bersama sembilan tentara berseragam lainnya di belakangnya, mengatakan: "Kami, pasukan pertahanan dan keamanan telah memutuskan untuk mengakhiri rezim yang Anda kenal,"
"Ini mengikuti memburuknya situasi keamanan, dan tata kelola ekonomi dan sosial yang buruk," ungkapnya dilansir BBC
Sebelumnya pada hari Rabu (26/7), anggota pengawal presiden telah menduduki Istana Presiden di ibu kota Niamey dan memblokir Presiden Bazoum di dalamnya.
Ini memicu kekhawatiran regional dan internasional tentang ketidakstabilan di negara yang merupakan sekutu penting bagi kekuatan Barat yang membantu memerangi pemberontakan di wilayah Sahel.
Bazoum masih ditahan di dalam istana kepresidenan pada Kamis pagi, kata Massoudou, dalam sebuah wawancara dengan penyiar Prancis France 24. Sementara keberadaan menteri masih tidak jelas.
Presiden Mohamed Bazoum - yang terpilih pada tahun 2021 dalam pemilihan yang demokratis pertama Niger sejak kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 1960 - tampaknya mendapat dukungan dari beberapa partai politik.
Bazoum adalah sekutu utama dalam upaya Barat memerangi jihadis yang terkait dengan al-Qaida dan kelompok Negara Islam di wilayah Sahel Afrika.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang berbicara dengan Bazoum melalui telepon pada hari Rabu, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa dia "sangat khawatir" tentang situasi di Niger dan memperingatkan tentang "efek buruk pada pembangunan" dan warga sipil karena "perubahan konstitusional berturut-turut dari pemerintahan di wilayah Sahel.”
Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat mengirim Presiden Benin Patrice Talon untuk memimpin upaya mediasi.
Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Niger pagi ini, dan menjelaskan bahwa Amerika Serikat secara tegas mendukungnya sebagai Presiden Niger yang terpilih secara demokratis.
"Kami menyerukan pembebasannya segera," kata Blinken pada konferensi pers bersama di Selandia Baru, dikutip dari Africa News, Jumat, 28 Juli 2023.