Penentuan Nasib Arah Negara Israel yang Dibayangi Perang Saudara

VIVA Militer: Gelombang demonstrasi di Israel
Sumber :
  • nytimes.com

VIVA Dunia – Ribuan pendemo telah mendirikan perkemahan di luar Knesset Israel di tengah upaya terakhir untuk menghentikan reformasi peradilan kontroversial pemerintah.

China Tegas Desak Israel Stop Ekspansi di Dataran Tinggi Golan Milik Suriah

Dilansir dari BBC, Senin, 24 Juli 2023, Israel sebenarnya sudah dilanda gonjang-ganjing sejak Maret 2023. Hal ini terjadi pasca PM Netanyahu mengusulkan reformasi peradilan ke parlemen, Knesset.

Demonstrasi di Jalanan Kota-Kota Israel

Photo :
  • Twitter
Pilkada oleh DPRD Menghidupkan Demokrasi Perwakilan, Menurut Anggota DPR

Reformasi peradilan telah menjadi landasan pemerintahan serta aliansi ekstrem kanan yang mulai menjabat pada akhir Desember.

Netanyahu menyatakan perombakan peradilan adalah kunci untuk memulihkan keseimbangan antara cabang-cabang pemerintahan dalam sistem yang diyakini memberi hakim terlalu banyak kekuasaan atas pejabat terpilih.

Serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan di Gaza Dilaporkan "Gila-gilaan" dan "Sangat Mengerikan"

Dalam rancangan undang-undang baru ala Netanyahu, kendali penuh peradilan akan berada di tangan pemerintah atas penunjukan yudisial. Ini akan melemahkan Mahkamah Agung (MA) hingga pada titik efektif mengakhiri perannya sebagai pengawas kekuasaan eksekutif dan legislatif.

"Pemerintah berpendapat perubahan itu penting untuk mengendalikan MA yang mereka anggap picik, elitis, dan tidak lagi mewakili rakyat Israel," klaim proposal Netanyahu kala itu.

Hal itu kemudian menimbulkan protes warga. Pemogokan juga terjadi, termasuk oleh tentara yang dianggap dapat merusak keamanan Israel, di tengah masih terus panasnya hubungan dengan Palestina.

Warga menilai pemerintah bisa menjadi autokritik. Ini dianggap mematikan demokrasi di negeri itu.

Akhir Maret, Netanyahu sempat menghentikan rencananya. Ia mengatakan tak menginginkan perang saudara terjadi di Israel.

"Dari rasa tanggung jawab nasional, dari keinginan untuk mencegah perpecahan di antara rakyat kami, saya telah memutuskan untuk menghentikan pembacaan kedua dan ketiga dari RUU tersebut untuk memberikan waktu untuk berdialog," katanya.

"Kita tidak akan membiarkan perang saudara," tegasnya.

VIVA Militer: Gelombang demonstrasi di Israel

Photo :
  • timesofisrael.com

Namun pekan lalu, undang-undang baru itu kembali dibahas di Knesset. Bahkan koalisi PM Netanyahu berharap undang-undang ditandatangani akhir bulan ini.

Unjuk rasa besar-besaran pun kembali terjadi. Para pengunjuk rasa pun tak segan memblokir setidaknya setengah lusin jalan raya, stasiun kereta api utama dan Bursa Efek neleri itu.

Juru bicara gerakan protes mengatakan tekanan pada pemerintah akan berlanjut. Massa akan melakukan tindakan pembangkangan sipil meski tanpa kekerasan.

"Kami akan terus memprotes di jalan-jalan sampai perombakan yudisial dibatalkan sepenuhnya," katanya.

"Menghadapi pemerintah yang ... terburu-buru membongkar demokrasi, hanya kita, warga negara, yang dapat menghentikan rangkaian kediktatoran," kata koordinator aksi yang lain, dalam sebuah pernyataan.

Hari ini, undang-undang itu direncanakan di ketok. Lebih dari 20 anggota parlemen oposisi juga dijadwalkan untuk berbicara menentang rancangan undang-undang itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya