Nike Diduga Pakai Tenaga Kerja Paksa Etnis Uyghur di China
- DW
Kanada – Sebuah pengawas etika perusahaan di Kanada baru saja meluncurkan penyelidikan terhadap perusahaan olahraga Nike dan perusahaan pertambangan Dynasty Gold, atas tuduhan kerja paksa dari masyarakat minoritas Uyghur China.
Nike Canada dan Dynasty Gold, yang berbasis di Vancouver, keduanya "diduga memiliki atau pernah memiliki rantai pasokan atau operasi di Republik Rakyat Tiongkok yang diidentifikasi menggunakan atau diuntungkan dari penggunaan kerja paksa Uyghur," sebuah pernyataan dari Ombudsman Kanada untuk Perusahaan yang Bertanggung Jawab (CORE), melansir DW.
Penyelidikan diluncurkan setelah koalisi 28 organisasi masyarakat sipil mengajukan beberapa keluhan pada Juni tahun lalu tentang bisnis luar negeri dari 13 perusahaan Kanada.
Sejak menyiapkan mekanisme pengaduannya pada tahun 2021, ini adalah kasus pertama di mana badan Kanada memulai penyelidikan, dan tidak ada badan lain di Kanada yang telah meluncurkan penyelidikan semacam itu. Sementara itu, CORE sedang menyelidiki keluhan terhadap 11 perusahaan lainnya dan diperkirakan akan merilis laporan mereka dalam beberapa minggu mendatang.
"Saya belum menilai hasil investigasi," kata Ombudsman Sheri Meyerhoffer dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pengawas "sangat prihatin" tentang bagaimana perusahaan-perusahaan ini memilih untuk menanggapi tuduhan tersebut. “Kami akan menunggu hasilnya dan kami akan menerbitkan laporan akhir dengan rekomendasi saya,” lanjutnya.
CORE didirikan pada tahun 2017 untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia terutama oleh perusahaan garmen, pertambangan dan minyak dan gas Kanada yang beroperasi di luar negeri. Namun itu tidak memiliki kekuatan hukum untuk menuntut perusahaan jika terbukti bersalah.
Nike Kanada diduga memiliki "hubungan pasokan dengan perusahaan China yang diidentifikasi menggunakan atau diuntungkan dari penggunaan kerja paksa Uyghur," menambahkan, "Nike menyatakan bahwa mereka tidak lagi memiliki hubungan dengan perusahaan-perusahaan ini dan memberikan informasi tentang praktik uji tuntas mereka," kata pernyataan agensi tersebut.
Dynasty Gold diduga telah "mendapatkan keuntungan dari penggunaan kerja paksa Uyghur di sebuah tambang di China di mana Dynasty Gold memegang saham mayoritas.
"Tanggapan Dynasty Gold terhadap keluhan tersebut adalah bahwa mereka tidak memiliki kendali operasional atas tambang dan tuduhan ini muncul setelah meninggalkan wilayah tersebut," lanjut pernyataan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir beberapa perusahaan AS dan Kanada dituduh melakukan kerja paksa dari masyarakat Muslim Uyghur, etnis minoritas di China.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyebut perlakuan terhadap Uyghur di China sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Beijing membantah tuduhan itu, menggambarkan fasilitas itu sebagai pusat kejuruan yang dirancang untuk mengekang ekstremisme.