Kepulangan Jemaah Haji Alami Banyak Delay, Maskapai Harus Tanggung Jawab
- MCH 2023
JEDDAH – Berangsur-angsur jemaah haji Indonesia yang menjalankan ibadah haji tahun ini kembali ke Tanah Air. Sampai hari ketiga, Rabu 5 Juli 2023, untuk kepulangan jemaah haji, sudah diterbangkan 33 kelompok terbang atau sebanyak 12.797 jemaah ke Tanah Air.
Namun demikian, terjadi kendala yakni adanya sejumlah penerbangan yang mengalami delay, antara lain di kloter BTJ 01 dan BTJ 2 yang mengalami delay di atas 3-4 jam. Sementara JKG 6 harus mengalami delay lebih dari 4 jam.
Kepala Daerah Kerja Bandara, PPIH Arab Saudi, Haryanto mengatakan, sebagai kompensasi para jemaah haji yang mengalami delay dari maskapai disediakan snack dan makanan berat untuk yang mengalami delay di atas 4 jam. Untuk delay di atas 6 jam, kompensasi yang harus didapatkan para jemaah yakni akomodasi dan konsumsi. Sementara jika delay di atas 10 jam, jemaah akan diinapkan di dalam hotel kawasan Jeddah.
"Jadi, ini semua jadi tanggung jawab maskapai jika terjadi delay," kata Haryanto.
Diungkapkan pula oleh Haryanto, terkait alasan delay karena adanya kendala teknis, namun hanya pihak maskapai yang dapat menjelaskannya. Karena delay ini, terjadilah keterlambatan keberangkatan.
Haryanto berharap hari berikutnya tidak ada lagi delay, karena jika terjadi hal ini maka akan terjadi pula penumpukan di paviliun tempat singgah para jemaah di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
"Kita harapkan tidak banyak delay sehingga sesuai dengan waktunya sehingga tidak terjadi penumpukan jemaah di paviliun, karena paviliun itu akan digunakan oleh negara lain."
Diakui Haryanto, saat ini Bandara King Abdul Aziz Jeddah sangat padat sekali. Khusus untuk 4 Juli 2023 lalu, ada 59 penerbangan melalui bandara tersebut, sehingga kondisi bandara sangat padat.
Sementara itu terkait barang bawaan jemaah, di hari ketiga kepulangan, sudah tidak terlalu banyak barang bawaan. Sebagian besar jemaah mulai memperhatikan ketentuan barang bawaan. Sebelumnya, banyak barang bawaan yang di sweeping ditemukan berupa makanan dan minuman ringan yang berlebih, air zamzam hingga oleh-oleh yang melebihi ketentuan bagasi dan kabin.
"Makin ke sini makin sedikit jemaah saya amati yang membawa barang berlebih. Dari awal kloter sudah mulai berkurang barang bawaannya," kata Haryanto.