Penembakan Massal Terjadi Kembali di AS, 2 Tewas dan 28 Orang Lainnya Terluka
- Pixabay
Baltimore, Amerika Serikat – Penembakan massal baru saja terjadi di Baltimore, Amerika Serikat yang mengakibatkan dua orang tewas dan 28 lainnya luka-luka, termasuk tiga orang dalam kondisi kritis, menurut pernyataan polisi.
Dilansir dari akun Twitter @Baltimorepolice, dalam konferensi pers di TKP, pejabat komisaris departemen kepolisian Baltimore, Richard Worley, mengonfirmasi bahwa ada total 30 korban.
Penembakan itu terjadi di sebuah pesta blok di kawasan Brooklyn Homes di selatan Baltimore sekitar pukul 12.30 siang.
Seorang wanita berusia 18 tahun meninggal di tempat kejadian, sedangkan seorang pria berusia 20 tahun meninggal kemudian di rumah sakit. Ratusan orang berkumpul di lokasi tersebut untuk merayakan acara yang disebut "Brooklyn Day".
Seorang saksi menggambarkan bahwa mereka mendengar antara 20 hingga 30 tembakan. Usia korban berkisar antara 13 hingga 32 tahun.
Dari total korban, sembilan orang dibawa dengan ambulans ke pusat trauma Baltimore, sedangkan 20 lainnya masuk ke rumah sakit daerah dengan luka-luka akibat penembakan tersebut.
Scott juga menyoroti masalah kekerasan senjata yang mendalam di Baltimore, Maryland, dan negara secara keseluruhan. Ia menyebut perlunya pertanggungjawaban dari mereka yang menjual dan memperdagangkan senjata ilegal di Baltimore.
Selain itu, ia juga menekankan perlunya perusahaan yang memproduksi senjata untuk mematuhi undang-undang senjata yang berlaku.
Video penembakan tersebut beredar di media sosial, dan Wali Kota Scott meminta siapa pun yang memiliki rekaman tersebut untuk segera melaporkannya kepada pihak berwenang. Ia juga mengajak semua orang dewasa untuk bertindak jika melihat anak muda memiliki senjata.
Gubernur Maryland, Wes Moore, dari Partai Demokrat, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. Ia menjanjikan tindakan lebih lanjut untuk mengatasi masalah kekerasan senjata di negara bagian tersebut. Moore menyatakan, "Maryland sudah muak menyaksikan kekerasan senjata terus merusak negara dan bangsa kita."
Penembakan massal ini menambah daftar panjang insiden serupa yang terjadi di Amerika Serikat. Hingga saat ini, sudah tercatat lebih dari 335 penembakan massal di seluruh negeri sepanjang tahun ini, menurut Arsip Kekerasan Senjata.
Hal ini memicu seruan untuk pengendalian senjata yang lebih ketat, meskipun implementasinya sulit dilakukan oleh Kongres.