Siapa Sosok Nahel M, Remaja yang Jadi Penyebab Prancis Porak Poranda?
- Al Jazeera
Prancis – Kerusuhan telah mencapai puncaknya di Paris, Prancis setelah polisi menembak mati seorang remaja 17 tahun, sebuah insiden yang menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron telah "menggerakkan seluruh bangsa".
Bentrokan pun pecah antara demonstran dan polisi sejak 28 Juni 2023. Nahel M ditembak mati di belakang kemudi mobilnya yang memicu kerusuhan besar di ibu kota Prancis pada 28 Juni 2023.
Namun, siapa sebenarnya sosok Nahel M, yang kasusnya berhasil memporakporandakan Prancis?
Siapakah Nahel M?
Apa yang terjadi pada Nael M dan mengapa dia ditembak?
Pada Selasa, 28 Juni 2023, remaja itu menepi di mobil sewaan Mercedes-nya di pinggiran barat Nanterre. Menurut jaksa penuntut, Nahel M dikatakan gagal untuk mematuhi seorang petugas setelah dia melanggar beberapa peraturan lalu lintas.
Diduga salah satu petugas polisi kemudian menembak Nahel M saat berusaha membawa kabur kendaraan tersebut dari kejaran polisi.
AFP telah mengautentikasi sebuah video yang beredar di media sosial yang menunjukkan dua petugas polisi berusaha menghentikan kendaraan tersebut.
Dalam video itu, terlihat salah seorang petugas menodongkan senjatanya ke arah Nahel M melalui jendela. Selanjutnya menunjukkan bahwa petugas menembak dari jarak dekat setelah Nahel M tampak mengabaikannya dan ingin terus mengemudi.
Tak lama Layanan darurat pun dipanggil dan berusaha menyelamatkan nyawa remaja itu tetapi nahas, dia meninggal tak lama kemudian.
Petugas polisi yang terlibat dalam insiden itu telah ditahan karena dicurigai melakukan pembunuhan secara sadar.
Ibu Nahel, yang tidak ingin disebutkan namanya, berkata: "Saya kehilangan seorang anak berusia 17 tahun, saya hidup sendirian dengannya, dan mereka mengambil bayi saya dari saya."
Dia menambahkan: "Dia masih anak-anak, dia membutuhkan ibunya."
Beberapa ratus orang pada hari Sabtu pekan lalu berunjuk rasa di masjid agung Nanterre, di pinggiran Paris, untuk mengungkapkan dukungan mereka kepada keluarga saat remaja itu dimakamkan.
Hal ini memicu kemarahan masyarakat Prancis yang akhirnya memecahkan kerusahan dan penjarahan.
Kemudian, untuk malam kelima berturut-turut, perusuh merusak dan menggeledah toko, membakar mobil dan bus, dan bentrok dengan 45.000 petugas polisi yang dikirim ke seluruh negeri untuk memadamkan pergolakan sosial terburuk Prancis dalam beberapa tahun.
Sekitar 7.000 polisi dikerahkan di Paris dan pinggirannya, termasuk di sepanjang jalan Champs Elysees di ibu kota, tempat wisata populer, menyusul seruan di media sosial untuk membawa kerusuhan ke jantung kota.