Ilmuwan China Beberkan Fakta Mengerikan COVID-19, Senjata Biologis Pemerintahan Xi Jinping
- Priyo Widiyanto
Beijing – COVID-19 menjadi sejarah pait soal kematian di dunia yang menyentuh angka 7 juta jiwa. Bukan hanya nyawa manusia yang terkena imbas dari virus corona, tetapi perekonomian dan pariwisata ikut terkena dampak yang signifikan.Â
Asal COVID-19 masih menyisakan misteri, namun, virus itu pertama kali muncul di Wuhan, China. Kemudian, virus mematikan itu menyebar ke seluruh negara di dunia.Â
Meski demikian, banyak orang yang masih memikirkan bagaimana virus itu dapat membunuh banyak orang, dan penyebarannya yang sangat luar biasa. Baru-baru ini, seorang peneliti dari China membeberkan fakta mengejutkan dari COVID-19.Â
Menurut laporan Asia News Internasional (ANI), seorang peneliti dari Institut Virologi Wuhan mengklaim bahwa China diduga merekayasa virus corona sebagai senjata biologis. Dalam sebuah wawancara yang dibagikan oleh ANI, peneliti Chao Shao mengatakan kepada Jennifer Zeng, anggota International Press Association, bahwa dia dan rekannya diberi empat jenis virus untuk menentukan jenis mana yang paling efektif menyebar. Â
Zeng, seorang aktivis hak asasi manusia dan penulis kelahiran Tiongkok, melakukan wawancara antara Maret dan April 2020Â
"Chao Shao menceritakan sebuah kejadian di mana peneliti lain dari institut tersebut, mengakui bahwa atasan mereka telah memberi mereka empat jenis virus corona untuk menguji infektivitasnya pada berbagai spesies, termasuk manusia," tulis laporan ANI, dikutip dari CNBC TV 18, Senin, 3 Juli 2023.Â
Chao Shao juga menyebut virus corona sebagai senjata biologis. Dia lebih lanjut menyebutkan bahwa beberapa rekannya hilang selama Pertandingan Dunia Militer 2019 yang diadakan di Wuhan.Â
Salah satu peneliti yang hilang kemudian mengungkapkan bahwa mereka dikirim ke hotel yang menampung atlet dari berbagai negara untuk memeriksa kondisi kesehatan dan kebersihan. Chao Shao curiga bahwa tujuan sebenarnya mereka adalah menyebarkan virus, karena pemeriksaan kondisi kebersihan tidak memerlukan ahli virologi.Â
Selain itu, Chao Shan mengklaim bahwa pada April 2020, dia dikirim ke Xinjiang untuk menilai kesehatan individu Uighur yang ditahan di kamp pendidikan ulang. Dia diperintahkan untuk menyebarkan virus atau mengamati pengaruhnya terhadap manusia, sebagai ahli virologi, padahal tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan.Â
Chao Shao mengungkapkan informasi ini kepada Zeng, xan menekankan bahwa itu hanya mewakili sebagian kecil dari teka-teki yang lebih besar seputar asal mula pandemi COVID-19, yang telah mengakibatkan hampir 7 juta kematian di seluruh dunia.