Polisi Penembak Remaja 17 Tahun di Prancis Minta Maaf, Pasrah Ditahan

Kerusuhan di Prancis
Sumber :
  • AP Photo

Prancis – Polisi yang menembak mati seorang remaja berusia 17 tahun di pinggiran Paris Nanterre karena melarikan diri dari pemeriksaan lalu lintas dan gagal mematuhi perintah untuk menghentikan mobilnya pada hari Selasa, yang memicu protes di negara tersebut, telah meminta maaf kepada keluarga korban, kata pengacaranya.

5 Orang Luka-luka dalam Baku Tembak Geng Narkoba di Poitiers, Prancis

"Kata-kata pertama yang dia ucapkan adalah meminta maaf dan kata-kata terakhir yang dia ucapkan adalah meminta maaf kepada keluarga," kata Laurent-Franck Lienard kepada BFMTV Kamis malam. 

"Polisi itu merasa hancur, dia tidak bangun di pagi hari untuk membunuh orang," kata Lienard. "Dia tidak ingin membunuhnya." 

Presiden Prancis: Gugurnya Yahya Sinwar Harusnya Dapat Jadi Alasan Israel untuk Akhiri Perang

Tim Medis Berusaha Menyelamatkan Nyawa Remaja yang Ditembak Oleh Polisi Prancis

Photo :
  • Twitter

Sebuah video insiden yang beredar di media sosial memperlihatkan dua petugas polisi di samping mobil Mercedes AMG, melepas satu tembakan kepada sang pengemudi, yang mana adalah remaja 17 tahun. 

Telepon Netanyahu, Presiden Prancis Kutuk "Serangan Membabi Buta Israel"

Lienard mengatakan petugas polisi "sangat terkejut dengan kekerasan dalam video ini". 

Petugas itu telah didakwa dengan pembunuhan dan kini telah ditahan.

Ibu korban mengatakan polisi melihat 'wajah Arab' dari remaja yang dibunuh oleh polisi Prancis itu, dan mengatakan bahwa menurutnya kematian putranya bermotif rasial atau rasis. "Saya tidak menyalahkan seluruh polisi, saya menyalahkan satu orang: orang yang merenggut nyawa putra saya," kata Mounia kepada saluran France 5 dalam wawancara media pertamanya sejak penembakan pada Selasa pagi. 

"Saya punya teman-teman perwira polisi. Mereka sepenuhnya mendukung saya, mereka tidak setuju dengan apa yang terjadi," lanjutnya. 

Dia, lebih lanjut mengatakan bahwa polisi berusia 38 tahun itu bisa saja menggunakan cara lain untuk "memperingatkan" putranya, yang mengendarai Mercedes tanpa SIM. 

"Dia tidak perlu membunuh putraku. Peluru? Begitu dekat dengan dadanya? Tidak, tidak itu tidak perlu," kata ibu tunggal itu, yang digambarkan sebagai pekerja di sektor medis, kepada saluran itu sambil menangis. 

"Petugas itu melihat wajah Arab, seorang anak kecil, dan ingin mengambil nyawanya," lanjutnya.

Kerusuhan di Prancis

Photo :
  • AP Photo

Karena hal ini, Prancis pun terus memanas untuk hari kedua berturut-turut ketika ribuan pasukan keamanan dikerahkan di seluruh negara untuk mencegah protes kekerasan yang dipicu oleh penembakan fatal terhadap remaja tersebut. 

Video yang beredar online menunjukkan konfrontasi intens antara pengunjuk rasa dan penegak hukum, dengan polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet. 

Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengatakan sebelumnya bahwa setidaknya 150 orang telah ditangkap di seluruh negara, dan beberapa gedung publik telah "dibakar atau diserang". Video yang beredar di media sosial konon menunjukkan massa yang marah membakar mobil dan menggeledah toko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya