China Jadi Bekingan Putin Stabilkan Moskow Usai Pemberontakan Tentaran Bayaran Wagner
- Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Moskow – Rusia mengatakan pada hari Minggu, 25 Juni 2023, bahwa China menjadi bekingan dalam upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menstabilkan negara, setelah pemberontakan yang dilakukan oleh tentara bayaran Wagner.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa China menyatakan dukungannya untuk kepemimpinan di Moskow, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko. Hal itu sejalan dengan pertemuan Wamenlu Rusia dengan Menteri Luar Negeri Beijing, Qin Gang.
"Pihak Tiongkok menyatakan dukungan atas upaya kepemimpinan Federasi Rusia untuk menstabilkan situasi di negara itu sehubungan dengan peristiwa 24 Juni, dan menegaskan kembali minatnya untuk memperkuat persatuan dan kemakmuran Rusia lebih lanjut,” bunyi pernyataan Kemlu Rusia, dikutip dari AP, Senin, 26 Juni 2023.
Sementara itu, pihak Beijing membenarkan bahwa kedua diplomat top itu sempat bertemu dan membahas masalah regional hingga internasional.
"Rudenko bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang untuk membahas masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama,” kata Kementerian Luar Negeri China.
Kunjungan Rudenko terjadi sehari setelah Yevgeny Prigozhin, kepala tentara bayaran Grup Wagner, memerintahkan pasukannya untuk berbaris ke Moskow, yang merupakan tantangan terbesar bagi kekuasaan Putin selama lebih dari dua dekade.
Namun, Prigozhin pada Sabtu malam mencapai kesepakatannya dengan Kremlin untuk pergi ke pengasingan.
Tidak jelas apakah kunjungan Rudenko ke China sebagai tanggapan atas pemberontakan tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam bahwa pemberontakan itu adalah urusan dalam negeri Rusia.
“Sebagai tetangga yang bersahabat dan mitra strategis yang komprehensif di era baru, China mendukung Rusia dalam menjaga stabilitas nasional dan mencapai pembangunan dan kemakmuran,” katanya, tanpa secara eksplisit merujuk pada kepemimpinan Rusia.
China dan Rusia, meskipun bukan sekutu resmi, telah mempertahankan hubungan dekat selama invasi Moskow ke Ukraina. China juga menolak untuk mengutuk Rusia dalam agresi militernya ke wilayah Kiev.
Selama di Beijing, Rudenko juga mengadakan pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu. Kedua belah pihak berjanji untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama, serta mempromosikan Organisasi Kerjasama Shanghai, yang merupakan kelompok regional yang berfokus pada keamanan yang dimiliki oleh Rusia dan China.
“Di bawah situasi internasional yang kompleks dan parah, perlu untuk berkomunikasi secara tepat waktu, memastikan hubungan yang stabil dan jangka panjang antara kedua negara dan menjaga kepentingan bersama kedua belah pihak,” kata Ma.
Meskipun berumur pendek, para analis mengatakan pemberontakan Grup Wagner mengungkap kelemahan lebih lanjut dari Putin, yang citranya telah dirusak parah oleh perang Ukraina, yang berlangsung selama 16 bulan dan memakan banyak pasukan Rusia.