Kesedihan Keluarga Miliarder Pakistan yang Tewas Dalam Kapal Selam Wisata Titanic
Islamabad – Suleman Dawood, putra miliarder Pakistan, salah satu dari lima orang yang tewas dalam ledakan kapal selam Titan itu, sempat mengatakan bahwa dirinya takut dengan ekspedisi tersebut. Hal itu diungkapkan oleh bibi Suleman.Â
Kakak dari pengusaha Pakistan Shahzada Dawood mengatakan bahwa dia benar-benar patah hati dengan kejadian itu. Suleman bergabung dalam ekspedisi itu, karena penting bagi ayahnya yang terobsesi dengan Titanic.Â
Penjaga Pantai AS mengatakan puing-puing kapal selam itu ditemukan 1.600 kaki (488 meter) dari haluan Titanic.Â
"Saya merasa sangat sedih bahwa seluruh dunia harus mengalami begitu banyak trauma, begitu banyak ketegangan," kata saudara perempuan Shahzada Dawood, Azmeh, dikutip dari NDTV, Jumat, 23 Juni 2023.Â
"Saya merasa seperti terjebak dalam film yang sangat buruk, dengan hitungan mundur, tetapi anda tidak tahu apa yang anda hitung mundur. Saya pribadi merasa agak sulit bernapas memikirkan mereka," tambahnya.Â
Suleman mengatakan bahwa dia tidak akan masuk ke Titan itu, bahkan jika diberikan US$1 juta.Â
Pernyataannya muncul setelah pengumuman dari Penjaga Pantai AS, yang mengakhiri operasi pencarian dan penyelamatan multinasional, sejak kapal wisata kecil itu hilang di Atlantik Utara empat hari lalu.Â
"Atas nama Penjaga Pantai Amerika Serikat dan seluruh komando terpadu, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga," kata Laksamana Muda John Mauger kepada wartawan di Boston.Â
Shahzada Dawood dan putranya, penjelajah Inggris Hamish Harding, ahli kapal selam Prancis Paul-Henri Nargeolet, dan Stockton Rush, CEO operator kapal selam OceanGate Expeditions juga ikut serta dalam operasi itu.Â
"Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia," kata OceanGate dalam sebuah pernyataan.Â
OceanGate Expeditions mengenakan biaya US$250.000 atau setara dengan Rp3,7 miliar untuk kursi di kapal selam. Dalam gugatan tahun 2018, mantan direktur operasi kelautan mengungkapkan kekhawatirannya tentang desain kapal selam eksperimental dan belum teruji itu, yang dinamakan Titan.