Kapal Selam Wisata yang Hilang Angkut Crazy Rich Pakistan Hingga Penyelam Legendaris
- OceanGate
Samudra Atlantik – Ayah dan anak seorang miliarder adalah korban di antara lima orang, yang berada di dalam kapal selam yang menghilang dalam perjalanan untuk melihat bangkai kapal Titanic yang paling terkenal di dunia.
Pihak berwenang mengatakan kapal kecil itu kira-kira seukuran minivan dan membawa lima orang, dan kehilangan kontak pada Minggu pagi, 18 Juni 2023, sekitar 1 jam 45 menit setelah turun untuk menjelajahi reruntuhan Titanic.
Sementara nama-nama penumpang belum dirilis oleh pihak berwenang, namun pengusaha Inggris Hamish Harding, miliarder Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Sulaiman Dawood, serta penyelam Prancis Paul-Henri Nargeolet telah dipastikan berada di kapal tersebut.
Orang kelima di dalamnya adalah Stockton Rush, CEO dan pendiri perusahaan yang memimpin pelayaran OceanGate, menurut sumber yang mengetahui rencana misi tersebut.
Harding, yang memiliki daftar ekspedisi ekstrem yang mengesankan, berbasis di Uni Emirat Arab, dan merupakan pilot jet terlatih. Dia adalah ketua Action Aviation, sebuah broker pesawat. Perusahaan mengatakan dalam pernyataan yang diposting di media sosial bahwa Harding berada di kapal selam.
Dia juga sempat menjadi berita utama pada tahun 2019 karena menjadi bagian dari awak pesawat yang memecahkan rekor dunia untuk pelayaran keliling dunia tercepat melalui kedua kutub.
Pada tahun 2020, Harding menjadi salah satu orang pertama yang menyelam ke Challenger Deep di Samudera Pasifik, yang diyakini secara luas sebagai titik terdalam di lautan dunia. Tahun lalu, dia membayar sejumlah uang untuk salah satu kursi di penerbangan luar angkasa Blue Origin.
Dia juga telah menjadi bagian dari dua perjalanan yang memecahkan rekor ke Kutub Selatan pada tahun 2016. Dia menemani astronot Buzz Aldrin ketika dia menjadi orang tertua yang mencapai Kutub Selatan.
Pada tahun 2020, dia pergi ke sana bersama putranya Giles, yang pada usia 12 tahun menjadi orang termuda yang mencapai tempat itu. Harding juga merupakan anggota pendiri dewan pengawas The Explorers Club, sebuah kelompok berbasis di New York yang telah terlibat dalam banyak penemuan paling bergengsi di dunia.
Sehari sebelum kapal hilang, Harding menulis di media sosial bahwa dia bangga akhirnya mengumumkan bahwa dirinya akan bergabung dengan Ekspedisi OceanGate untuk Misi RMS TITANIC mereka sebagai spesialis misi di kapal selam yang turun ke Titanic.
Keluarga miliarder Pakistan
Shahzada Dawood dan putranya, Sulaiman Dawood, juga dipastikan termasuk di antara lima orang yang berada di kapal selam tersebut. Sebuah pernyataan dari keluarga mereka mengatakan keduanya telah memulai perjalanan untuk mengunjungi sisa-sisa bangkai Titanic di Samudera Atlantik.
“Sampai sekarang, kontak telah hilang dengan kapal selam mereka dan informasi yang tersedia terbatas,” kata pernyataan dari keluarga Dawood.
Keluarga Dawood adalah keluarga bisnis Pakistan terkemuka. Bisnis mereka, Dawood Hercules Corporation, adalah salah satu perusahaan terbesar di negara ini, dengan portofolio yang mencakup energi, petrokimia, pupuk, IT, serta pangan dan pertanian. Bisnis tersebut dipimpin oleh patriark keluarga Hussain Dawood, dengan putranya Shahzada dan Abdul Samad memimpin berbagai divisi.
Putrinya, Sabrina Dawood bertanggung jawab atas badan amal bisnis tersebut, menurut situs web Dawood Hercules Corporation. Shahzada Dawood juga merupakan wali dari SETI Institute di California, sebuah organisasi penelitian, dan sejumlah yayasan lainnya.
Harding mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Sabtu, 17 Juni 2023, bahwa penyelam Paul-Henri Nargeolet, dijadwalkan untuk menyelam bersamanya.
"Tim di kapal selam memiliki beberapa penjelajah legendaris, beberapa di antaranya telah melakukan lebih dari 30 kali penyelaman ke RMS Titanic sejak 1980-an termasuk PH Nargeolet,” tulisnya di postingan Facebook.
Keluarga Nargeolet mengkonfirmasi bahwa dia ada di kapal tersebut. Penyelam itu memiliki pengalaman puluhan tahun menjelajahi Titanic. Dia juga menjabat sebagai direktur penelitian bawah laut di RMS Titanic Inc., perusahaan yang memiliki hak eksklusif untuk menyelamatkan artefak dari kapal.
Menurut biografinya di situs web perusahaan, Nargeolet menyelesaikan 35 kali penyelaman ke bangkai kapal Titanic dan mengawasi pemulihan 5.000 artefak. Dia menghabiskan 22 tahun di Angkatan Laut Prancis, di mana dia naik ke pangkat komandan, kata situs web itu.
David Gallo, penasihat senior untuk inisiatif strategis di RMS Titanic Inc. dan seorang kolega Nargeolet, mengatakan bahwa penyelam Prancis adalah yang terbaik dalam pencarian laut dalam.
“Sesuatu yang selalu kita pikirkan sebagai penjelajah dan ilmuwan. Kita selalu tahu hal seperti ini bisa terjadi dan sekarang sudah terjadi. Tapi kami masih kaget. Mudah-mudahan endingnya bagus," ujarnya.
Mathieu Johann, seorang teman Nargeolet, mengatakan bahwa kapal selam yang hilang mendapat julukan pahlawan dan berhqrap bahwa kapal itu dapat segera ditemukan.
"Saya harap, sampai akhir, seperti di film, dia akan muncul kembali dengan sangat cepat untuk meyakinkan kita semua."
Mathieu Johann adalah Direktur di Harper Collins Prancis, yang juga bekerja sama dengan Nargeolet dalam bukunya tentang Titanic, menunjukan harapannya agar kapal itu dapat ditemukan.
"Apa yang kita alami sekarang adalah penantian yang tak berkesudahan ini," kata Johann, mengatakan kepada CNN bahwa dia berhubungan dengan keluarga Nargeolet.
Johann menggambarkan Nargeolet sebagai seseorang yang mempertaruhkan nyawanya sepanjang hidupnya.
“Dia tahu bahwa ekspedisi sekecil apa pun merupakan bahaya, tetapi seperti semua orang yang bersemangat tentang air dan laut, bagi mereka, itu adalah kehidupan sehari-hari mereka. Dia seorang profesional yang hebat. Dan dia tahu persis apa yang dia lakukan. Dia selalu meyakinkan tentang ekspedisinya.”
Ketika ditanya mengapa Nargeolet bekerja di Titanic, Johann mengatakan kapal selam itu menjadi terikat dengan sejarahnya.
“Masih ada misteri yang harus diungkap. Aku tahu hal besarnya adalah mencoba mencari tahu apa yang ada di brankas Titanic. Saya berharap dengan sepenuh hati bahwa suatu hari dia akan berhasil menembus lemari besi itu, yang tetap penuh misteri 4000 meter di bawah laut. Itu masih sangat membingungkan baginya, dan ketika saya berbicara dengan Paul-Henri, saya masih bisa melihat matanya yang kekanak-kanakan bersinar, karena liner legendaris ini juga menjadi ceritanya.”
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan kementerian tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi hilangnya Nargeolet.