Oksigen Sisa 10 Jam, Kapal Selam Wisata yang Hilang Dekat Bangkai Titanic Belum Juga Ditemukan

Pencarian Kapal Selam
Sumber :
  • AP Photo

Samudra Atlantik – Keberadaan kapal selam wisata yang hilang di dekat bangkai kapal Titanic, dan kondisi lima awak di dalamnya masih tidak diketahui. Diperkirakan, kapal tersebut mungkin memiliki sisa oksigen kurang dari 10 jam, sehingga membuat tim penyelamat berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam sebelum terlambat. 

Dr Ken Ledez, ahli pengobatan hiperbarik di Memorial University di St John's Newfoundland, mengatakan bahwa kehabisan udara bukanlah satu-satunya bahaya yang dihadapi penumpang di dalam kapal selam itu. 

Kapal mungkin telah kehilangan daya listrik, yang kemungkinan berperan dalam mengontrol jumlah oksigen dan karbon dioksida di dalam kapal. Saat tingkat oksigen turun, proporsi karbon dioksida yang dihembuskan oleh awak akan meningkat, dengan konsekuensi yang berpotensi fatal. 

Penampakan terbaru kapal Titanic

Photo :
  • OceanGate

"Saat kadar karbon dioksida meningkat, kemudian menjadi obat penenang, menjadi seperti gas anestesi, dan anda akan tertidur." 

Terlalu banyak gas dalam aliran darah seseorang, yang dikenal sebagai hypercapnia, dan itu dapat membunuh mereka jika tidak diobati. 

Mantan kapten kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Ryan Ramsey mengatakan, dia melihat video online dari bagian dalam Titan, dan tidak dapat melihat sistem penghilang karbon dioksida, yang dikenal sebagai scrubber. 

"Bagi saya itu adalah masalah terbesar dari mereka semua," katanya, dikutip dari BBC Internasional, Kamis, 22 Juni 2023.

KSAL Muhammad Ali: Idealnya Kita Punya 12 Kapal Selam untuk Jaga Wilayah Perairan Indonesia

Pada saat yang sama, para kru berisiko terkena hipotermia, yaitu tubuh menjadi terlalu dingin. Menurut Capt Ramsey, jika kapal selam berada di dasar laut, suhu air akan menjadi sekitar 0 derajat Celsius.  Jika kapal selam kehilangan listrik juga tidak akan menghasilkan daya apa pun, dan karenanya tidak dapat menghasilkan panas. 

Hipotermia, kekurangan oksigen dan penumpukan karbon dioksida di dalam kapal selam berarti kemampuan awak untuk melakukan kontak dengan misi pencarian dan penyelamatan, seperti dengan menggedor lambung secara berkala untuk mencoba dan menarik perhatian, akan berkurang. 

'Bravo Zulu' Kapal Selam TNI AL KRI Alugoro-405 Tembakkan Torpedo Black Shark di Selat Bali

"Jika mereka tidak sadar, mereka tidak akan bisa berbuat banyak untuk membantu diri mereka sendiri," kata Dr Ledez. 

Sedikit oksigen tersisa

Bernard Hill Aktor Lord of the Rings dan Titanic Tutup Usia di Usia 79 Tahun

Kapal selam OceanGate.

Photo :
  • OceanGate.

Meskipun Penjaga Pantai telah memperingatkan kemungkinan hanya ada sedikit oksigen yang tersisa, para kru mungkin dapat menghemat persediaan mereka - setidaknya untuk sementara. Ramsey mengatakan memperlambat pernapasan mereka juga akan membantu, tetapi mengakui ini juga sulit mengingat stres yang akan mereka alami. 

Dr Ledez mengatakan mereka juga dapat menyebarkan butiran penyerap karbon dioksida atau mengurangi penggunaan daya mereka jika masih memiliki listrik. Dalam hal makanan dan air, Penjaga Pantai mengatakan para kru memiliki "jatah terbatas" di kapal, tetapi tidak dapat mengatakan berapa banyak. 

Terlepas dari semua tantangan ini, Dr Ledez mendesak agar tidak membatalkan operasi pencarian dan penyelamatan. Dia mengatakan bahwa mereka mungkin dapat bertahan bahkan ketika kadar oksigen sangat rendah. 

"Jika ada yang bisa bertahan di dalamnya, Anda tahu, itu adalah orang-orang ini," kata Dr Ledez.  "Itu hanya bergantung pada mereka yang memiliki kekuatan, dan bergantung pada mereka yang memiliki cahaya untuk dapat menemukan benda-benda dan membuat kendali ini, tapi tentu saja, mereka masih bisa hidup."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya