Jepang Uji Coba Fasilitas Pembuangan Air Limbah Nuklir

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Sumber :
  • Pixabay.

Fukushima – Operator pembangkit nuklir Fukushima, Jepang mulai menguji fasilitas yang baru dibangun, untuk membuang air limbah radioaktif yang diolah ke laut, pada Senin.

Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang, Kalbe Lakukan Penelitian soal Nutrisi Bagi Anak Sekolah

Dilansir AP, 13 Juni 2023, Operator Tokyo Electric Power Company Holdings mengatakan, uji coba di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi menggunakan air tawar alih-alih air olahan.

Pekerja pabrik memeriksa pompa dan peralatan pemadaman darurat di fasilitas tepi laut yang baru dibangun. Peralatan tersebut akan mengencerkan air yang diolah dengan air laut dalam jumlah besar. Air yang diencerkan kemudian memasuki terowongan bawah laut dan dilepaskan ke laut sekitar 1 kilometer (0,6 mil) dari pantai.

Profil Mooud Bonyadifard, Wasit Kontroversial yang Pimpin Laga Timnas Indonesia vs Jepang

Terowongan bawah laut dan fasilitas utama lainnya hampir selesai. Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mengatakan, tes diharapkan berlanjut selama sekitar dua minggu, sebelum pemeriksaan pra-operasi wajib yang akan dilakukan oleh Otoritas Regulasi Nuklir, kemungkinan pada awal Juli.

Limbah nuklir

Photo :
  • Chinadaily
Kevin Diks Bertemu Shin Tae Yong Pakai Mobil Ini jelang Indonesia vs Jepang

Rencana itu ditentang komunitas perikanan setempat. Mereka menyampaikan hal itu ketika bertemu dengan Menteri Perindustrian Yasutoshi Nishimura pada Sabtu, saat dia mengunjungi Fukushima dan prefektur tetangga Ibaraki dan Miyagi. “Kami mendukung oposisi kami,” kata Tetsu Nozaki, kepala asosiasi perikanan prefektur Fukushima, kepada Nishimura seperti dikutip dari AP, Minggu, 18 Juni 2023.

Dilansir dari National Geographic, Jepang mengklaim bahwa air limbah, yang mengandung isotop radioaktif yang disebut tritium dan kemungkinan jejak radioaktif lainnya, akan aman. 

Sementara negara-negara tetangga dan para ahli lainnya mengatakan itu menimbulkan ancaman lingkungan yang akan berlangsung selama beberapa generasi, dan dapat mempengaruhi ekosistem sampai ke Amerika Utara.

Diketahui, pada April 2021, pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk membuang air limbah ke Samudra Pasifik. Kemudian pada Januari 2023, Jepang menyatakan bahwa proses pembuangan itu akan dimulai pada musim semi atau panas. 

Sebanyak 1,3 juta ton air limbah radioaktif di pabrik Fukushima Daiichi, yang saat ini berada dalam tangki, diperkirakan akan dibuang ke Samudera Pasifik tahun ini.

Menurut Tokyo Electric Power Company (TEPCO), selaku operator PLTN Fukushima Daiichi, terowongan yang strukturnya telah rampung dibangun pada April itu diisi sekitar 6.000 ton air laut. 

Rencana pembuangan air limbah radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima yang lumpuh akibat gempa bumi pada 11 Maret 2011 lalu tersebut, mendapat tentangan dari negara lain, seperti China, Korea Selatan, Korea Utara, Taiwan, termasuk badan internasional PBB.

Berdasarkan survei terhadap 1.000 orang bulan lalu oleh lembaga survei Research View, lebih dari 85 persen warga Korea Selatan menentang rencana Jepang untuk membuang air limbah nuklir. Tujuh dari 10 responden mengatakan mereka akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan laut jika pembuangan air limbah dilanjutkan.
 
“Pemerintah tampaknya mengambil ‘tongkat pemukul’ untuk Jepang, sambil berusaha membungkam para nelayan yang keberatan dengan pelepasan yang direncanakan. Tapi seperti kata pepatah Korea, Anda tidak bisa menyembunyikan langit dengan telapak tangan. Kebenaran akan menang pada akhirnya,” kata Lee Ki-sam, juru bicara federasi asosiasi petani di Korea Selatan seperti dikutip dari South China Morning Post

Pihak federasi berencana mengirim tim beranggotakan tujuh orang ke Jepang, untuk menunjukkan solidaritas dengan para nelayan Jepang yang merencanakan protes di Fukushima pada 20 Juni mendatang. 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya