Kronologi Israel Ingin Belah Dua Masjid Al-Aqsa
- U-Report
Palestina – Baru-baru ini beredar laporan bahwa Israel ingin membelah masjid Al-Aqsa. Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan rancangan undang-undang (RUU) yang akan dibahas pada parlemen Israel.
Akibat laporan itu, Palestina pun meradang dan meminta bantuan negara-negara sahabat, seperti Indonesia, Malaysia, Turki dan Mesir. Melansir Arab News, Rabu, 14 Juni 2023, berikut kronologinya:
Diawali dengan pekan lalu yang memiliki kaitannya dengan RUU yang diajukan salah satu anggota Partai Likud, Amit Halevi.
RUU itu dimaksudkan untuk membagi menjadi du masjid Al-Aqsa antar muslim dan Yahudi. Rencananya pembahasan pengesahan mengenai RUU itu menjadi Undang-undang (UU) akan diputuskan beberapa hari mendatang.
Area yang terbentang dari halaman Dome of Rock (masjid berkubah emas) hingga ujung perbatasan utara Masjid Al-Aqsa akan dikhususkan untuk umat Yahudi. Sementara are untuk warga Muslim hanya ruang Sholat Al-Qibli.
Hal serupa pernah terjadi sebelumnya pada Masjid Ibrahimi dibagi dua. Alhasil, 75 % wilayah untuk Yahudi dan 25% sisanya untuk Muslim.
RUU ini juga akan memungkinkan orang Yahudi memasuki kompleks dari semua gerbang. Bukan hanya melalui Gerbang Maroko, yang selama ini merupakan satu-satunya gerbang yang berada di bawah kendali penuh otoritas Israel dan tidak dapat diakses oleh warga Palestina.
Denda juga dikabarkan akan diberikan oleh pengadilan Israel di Tepi Barat pada warga Palestina yang melanggar lalu lintas. Ini akan ditransfer ke pembendarahaan pemerintah Zionis.
Ini tentu membuat Palestina marah. Langkah itu diyakini makin memperkeruh konflik antara dua wilayah.
"Mengambil langkah ini akan menghasilkan kemarahan yang luar biasa, yang konsekuensinya, tidak dapat diprediksi karena kesucian dan nilai religius Masjid Al-Aqsa bagi rakyat Palestina, Arab, dan Muslim," kata Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Shtayyeh memperingatkan.
Ia juga menyerukan tindakan Arab, Islam, dan internasional. Termasuk menjatuhkan sanksi yang akan mencegah perubahan apa pun pada Masjid Al-Aqsa dan menghentikan pelanggaran apa pun terhadap situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem.
Penasihat Presiden Palestina untuk urusan Yerusalem, Ahmed Al-Ruwaidi, juga mengecam rencana tersebut. Ia menyebutnya upaya Israel untuk memaksakan kendali atas Yerusalem dan mencaplok Yerusalem Timur sebagai bagian dari Israel.
"Pemerintah sayap kanan Israel sedang berusaha untuk mengurangi peran Palestina di Yerusalem dengan menargetkan lembaga dan tokoh Palestina, serta perwalian Hashemite atas situs suci Islam dan Kristen," tambahnya.
"Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci bagi umat Islam saja, dan Israel harus menghormati perwalian Yordania di atasnya," kata Al-Ruwaidi lagi.
Ia pun menyinggung PM Israel saat ini Benjamin Netanyahu. Politisi itu, kata dia, menggunakan masalah Masjid Al-Aqsa untuk mendapatkan kemenangan politik.
Sebelumnya, Netanyahu telah memberikan lampu hijau kepada aktivis sayap kanan Israel seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich untuk menyerbu Al-Aqsa. Bahkan, membuat pernyataan rasis.
"Jika perang agama meletus, semua orang akan merasakan dampaknya," tegasnya.