Volume Sampah Plastik di Laut Menggila, Setara 2.200 Truk Besar
- ist
Washington DC, Amerika Serikat – Lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi setiap tahun di seluruh dunia dengan sepertiganya digunakan hanya sekali, sementara kurang dari 10 persen yang didaur ulang.
Dilansir dari UN News, Rabu, 14 Juni 2023, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memperkirakan antara 19 hingga 23 juta ton plastik dibuang ke danau, sungai, dan laut setiap tahun, setara dengan muatan penuh lebih dari 2.000 truk sampah yang dibuang di lokasi tersebut setiap hari.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan laporan baru dari Program Lingkungan PBB (UNEP) menunjukkan bahwa polusi plastik dapat dikurangi hingga 80 persen pada tahun 2040 jika orang bertindak untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, dan menghindari penggunaannya.
Pasalnya menurut laporan UNEP, berat sampah plastik tersebut setara dengan berat sekitar 2.200 Menara Eiffel.
Ia menekankan pentingnya membatasi sampah plastik karena plastik sekali pakai yang dibuang atau dibakar membahayakan kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati serta mencemari setiap ekosistem dari puncak gunung hingga dasar lautan.
Penegasan tersebut disampaikan dalam pesannya terkait dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan sejalan dengan penyusunan kesepakatan global untuk mengakhiri polusi plastik pada November tahun ini.
Guterres mengatakan mikroplastik kini ada di makanan, minuman, dan udara. Dia mengatakan plastik terbuat dari bahan bakar fosil, semakin banyak plastik yang kita produksi, semakin banyak bahan bakar fosil yang kita bakar, sehingga memperparah krisis perubahan iklim.
Dia mengatakan, metode penyelesaian menunjukkan jalur yang jelas termasuk kesepakatan yang mengikat secara hukum yang masih berlangsung, setelah lima hari negosiasi yang melibatkan lebih dari 130 negara pada pekan lalu.
Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik dengan diameter hingga 5 mm. Diperkirakan setiap manusia di planet ini mengkonsumsi lebih dari 50.000 partikel plastik setiap tahun dan lebih banyak lagi jika memperhitungkan pernapasan.
Dengan ilmu pengetahuan dan solusi yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi krisis ini.