Tak Terima Kubah Masjid Dirobohkan, Muslim di China Bentrok dengan Polisi

Muslim China Bentrok Dengan Pasukan Keamanan
Sumber :
  • Twitter

VIVA Dunia – Umat Muslim China bentrok dengan sejumlah besar polisi atas rencana penghancuran kubah masjid di kota berpenduduk mayoritas Muslim di kota Yunnan. Menurut video yang beredar di media sosial, menunjukkan sejumlah kerumunan orang di luar Masjid Najiaying abad ke-13 di kota Nagu pada hari Sabtu, 27 Mei 2023. 

Wisatawan Muslim Indonesia Makin Mudah Cari Referensi Tur Halal di 4 Negara Ini

Bentrokan pecah antara polisi dan penduduk setempat, yang dikepung oleh ratusan petugas bersenjata. Yunnan, diketahui sebagai provinsi yang beragam etnis di Cina selatan, dan memiliki populasi Muslim yang cukup banyak di negara itu. 

China memang secara resmi menganut ateis, tetapi pemerintah mengizinkan masyarakatnya untuk bebas memeluk agama mana pun. Meski demikian, para pengamat mengatakan telah terjadi peningkatan tindakan keras terhadap agama penganut agama dalam beberapa tahun terakhir. 

Diaz Adriani dan Ustadz Subki Bahas Harmoni Pernikahan dalam Dunia Bisnis

Muslim China Bentrok

Photo :
  • Twitter

Di Nagu, Masjid Najiaying telah menjadi landmark utama dan dalam beberapa tahun terakhir telah diperluas dengan atap kubah baru, serta sejumlah menara. Namun, putusan pengadilan tahun 2020 memutuskan bahwa bangunan tersebut ilegal, dan memerintahkan untuk merobohkannya. 

Menag Nasaruddin Umar: Seribu Hektar di PIK Tak Ada Suara Azan

Tindakan tersebut lantas memicu demonstrasi. Video protes hari Sabtu, menunjukkan barisan polisi menghalangi demonstran untuk masuk ke masjid, dan sekelompok pria mencoba memaksa masuk dengan melemparkan batu ke arah polisi. 

Melansir dari BBC Internasional, Selasa, 30 Mei 2023, klip lain menunjukkan polisi kemudian mundur, saat massa memasuki Masjid Najiaying. 

Polisi di Kabupaten Tonghai, di mana Nagu berada, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pengunjuk rasa untuk menyerahkan diri kepada polisi paling lambat 6 Juni 2023. "Mereka yang secara sukarela menyerahkan diri dan dengan jujur mengakui fakta pelanggaran dan kejahatan dapat diberikan hukuman yang lebih ringan," kata pemberitahuan itu. 

Dia juga menyebut bahwa insiden demonstrasi itu sebagai halangan serius terhadap tatanan manajemen sosial. Pihak berwenang juga mendesak orang lain untuk melaporkan secara aktif jika adanya pengunjuk rasa.

Sebagai informasi, Hui adalah salah satu dari 56 kelompok etnis yang diakui oleh Beijing dan sebagian besar adalah Muslim Sunni. Yunnan, di barat daya negara itu, adalah rumah bagi sekitar 700.000 dari sekitar 10 juta Muslim Hui di China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya