PM Jepang Fumio Kishida Pecat Putranya Setelah Skandal Pesta di Rumah Dinas
- AP Photo
VIVA Dunia – Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada Senin, 29 Mei 2023, memecat putranya sebagai sekretaris kebijakan eksekutif perdana menteri. Hal ini dilakukan usai skandal yang melibatkan Shotaro Kishida, yang melakukan pesta di rumah dinas ayahnya.
Shotaro Kishida, sekretaris eksekutif ayahnya untuk urusan politik dan putra tertua, diketahui mengundang kerabatnya berpesta pada 30 Desember di Kediaman Resmi Perdana Menteri.
Menurut foto-foto yang diterbitkan oleh majalah mingguan Shukan Bunshun, menunjukkan putra Kishida dan kerabatnya berpose di tangga berkarpet merah. Mereka meniru foto grup yang diambil dari kabinet yang baru diangkat, dengan putranya di tengah, persis posisi yang disediakan untuk perdana menteri.
"Sebagai sekretaris urusan politik (perdana menteri), posisi publik, tindakannya tidak pantas dan saya memutuskan untuk menggantikannya agar dia bertanggung jawab," kata Kishida kepada wartawan Senin malam, dikutip dari AP, Selasa, 30 Mei 2023.
Dia mengatakan putranya akan diganti dengan sekretaris lain, Takayoshi Yamamoto, pada Kamis, 1 Juni 2023. Kishida mengakui bahwa dia sempat menyapa para tamu pesta tersebut, tetapi mengatakan dia tidak ikut terlibat dalam pesta makan malam itu.
Dia juga sangat menegur putranya, tetapi kritik yang mengalir pada anak tertuanya tidak dapat dihentikan dan terus berlanjut dari anggota parlemen oposisi. Kemarahan publik telah menurunkan peringkat dukungannya.
Sebagai informasi, Kishida menunjuk putranya sebagai sekretaris kebijakan, salah satu dari delapan jabatan sekretaris perdana menteri, pada bulan Oktober lalu. Penunjukan tersebut, yang dipandang sebagai langkah untuk mempersiapkan Shotaro sebagai ahli warisnya, dikritik sebagai nepotisme.
Ini bukan pertama kalinya putra Kishida mendapat kecaman karena memanfaatkan posisi resminya untuk kegiatan pribadi. Dia juga pernah ditegur karena menggunakan mobil kedutaan untuk tamasya pribadi di Inggris dan Paris, dan membeli suvenir untuk anggota Kabinet di sebuah departement store mewah di London ketika dia menemani ayahnya dalam perjalanan.