Somalia Berubah Jadi Lautan Akibat Banjir Bandang, Seperempat Juta Penduduk Mengungsi
- AP Photo.
VIVA Dunia – Banjir telah menyebabkan hampir seperempat juta orang meninggalkan rumah mereka setelah sungai Shabelle di Somalia tengah jebol dan menenggelamkan kota Beledweyne. Selain banjir, negara itu juga tengah menghadapi kekeringan terparah dalam empat dekade, menurut pemerintah.
Badan-badan bantuan dan ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim adalah salah satu faktor utama yang mempercepat keadaan darurat kemanusiaan.
Menurut penduduk setempat, hujan musiman itu telah memicu banjir bandang dan menghanyutkan rumah, tanaman, ternak, serta menutup sementara sekolah dan rumah sakit di Beledweyne, ibu kota wilayah Hiraan.
“Seketika seluruh kota berada di bawah air. Beledweyne sendiri menjadi seperti lautan,” kata penjaga toko Ahmed Nur, yang bisnisnya hanyut.
"Hanya atap rumah yang terlihat. Kami menggunakan perahu kecil dan traktor untuk menyelamatkan orang,” katanya, dikutip dari CNN Internasional, Jumat, 19 Mei 2023.
Nur tinggal bersama kerabatnya di pinggir kota yang beberapa minggu sebelumnya, telah berhasil menghadapi kemarau panjang. "Hujan datang, kami senang. Orang-orang menanam tanaman mereka," ujarnya.
Sejak pertengahan Maret, banjir telah mempengaruhi lebih dari 460.000 orang di seluruh Somalia dan menewaskan 22 orang, menurut kantor kemanusiaan PBB (OCHA). Badan Penanggulangan Bencana Somalia mengatakan banjir di Beledweyne saja telah menyebabkan lebih dari 245.000 orang mengungsi.
“Pemulihan dari kinerja curah hujan yang buruk selama enam musim berturut-turut akan memakan waktu,” kata OCHA dalam laporannya.
Menurut OCHA, hujan mengisi kembali sumber air dan memungkinkan tumbuh-tumbuhan untuk beregenerasi. Namun, dibutuhkan lebih banyak curah hujan untuk secara efektif mengurangi dampak kekeringan baru-baru ini.